Tuesday, September 20, 2011

Polisi Janji Tak Tebang Pilih Usut Kasus di SMA 6




Sejumlah wartawan terdesak saat bentrok dengan siswa SMAN 6, di depan SMAN 6, Bulungan , Jakarta Selatan, Senin (19/9/2011). Kejadian ini bermula saat sejumlah wartawan dari media cetak maupun elektronik melakukan aksi protes berkaitan dengan kasus perampasan kamera video salah satu wartawan Trans 7.

Jakarta, Indonesia (News Today) - Kapolres Jakarta Selatan Kombes Imam Sugianto menegaskan, pihaknya tidak akan tebang pilih dalam menangani pelaku kekerasan terhadap wartawan. Saat ini, Kasat Reskrim dikatakan tengah menganalisis berbagai fakta di lapangan, yang terjadi antara sejumlah siswa dari SMA 6 dan wartawan yang melakukan aksi damai di sekolah itu, Senin (19/9/2011) siang.

"Kami ini manusia Indonesia, yang melanggar aturan harus kami tegakkan (dengan) aturan. Siapa pun itu. Saya tegaskan, tidak ada kebal hukum. Malam ini Kasat Reskrim sedang menganalisis. Keping-keping yang ada dikumpulkan. Mudah-mudahan besok ada perkembangan," ujar Imam di Mapolres Jakarta Selatan, Senin malam.

Menurut dia, dari identifikasi sementara, terdapat 7 siswa yang juga menjadi korban dalam aksi itu. Ia tidak menyebutkan nama tujuh orang tersebut. Semua pihak yang terkait insiden ini, kata Imam, akan diusut, termasuk kemungkinan adanya pihak ketiga atau provokator yang memperkeruh suasana.

"Dari siswa 7 orang, tapi belum lapor. Besok diwakilkan oleh guru, mereka akan membuat laporan," ujarnya. Seperti yang diketahui, dari aksi brutal pelajar SMA 6 itu sedikitnya lima pewarta foto mengalami cedera. Salah satunya, Yudistira pewarta foto dari harian Seputar Indonesia, yang dipukul dengan batu bata di bagian wajahnya. Sementara itu, mobil milik stasiun televisi swasta juga dirusak mereka yang melihat para wartawan menyelamatkan diri dengan mobil tersebut. Pemukulan yang dialami Yudis menyebabkan dia mengalami pusing dan muntah-muntah.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook