Thursday, June 28, 2012

Spanyol-Portugal, Harga Diri Penguasa Sejati Iberia




CRISTIANO RONALDO (Portugal) Vs. IKER CASILLAS (Spanyol): Duel dua kapten dan bintang Real Madrid di Stadion Donbass Arena, Donetsk, Rabu (27/6/2012).

(News Today) - SEJAK ratusan tahun lalu, Portugal dan Spanyol telah membangun rivalitas panjang di Semenanjung Iberia. Puluhan ribu kilometer antar-Samudera, menjadi saksi bisu perseteruan para pelaut besar, seperti Ferdinand Magellan, Bartolomeus Dias, Christopher Columbus, hingga Vasco da Gama. Tak ada kata mengalah, jika kedua saudara tersebut berurusan dengan emas atau rempah-rempah.


Ketika Bartolomeus Dias pertama kali mengelilingi Tanjung Harapan pada 1488, Portugis mulai mengepakan sayapnya kepada dunia. Belum lagi, saat eksplorasi tersebut dilanjutkan oleh Vasco da Gama, yang semakin membuat perdagangan dan kolonialisme Portugis terus menghasilkan kekayaan dan kekuasaan bagi takhta Portugal pada awal abad ke-15.

Kerajaan Spanyol di bawah pimpinan Charles I, tak mau kalah. Apalagi, ketika Ferdinand Magellan, seorang Portugis yang dekat dengan kerajaan Spanyol, memberitahu bahwa kepulauan Rempah (Maluku) berada di wilayah Spanyol, bukan Portugal. Berbekal kegagalan Columbus dalam pelayaran sebelumnya, Magellan akhirnya membuktikan, bahwa dirinya-lah orang pertama yang membuka pintu dunia.

Sepenggal kisah sejarah perseteruan dua negara itu takkan pernah hilang. Apalagi, jika dulu perseteruan terjadi untuk berebut rempah-rempah, saat ini rivalitas tertanam melalui olahraga bernama sepak bola. Julukan "La Furia Roja" (Merah Membara) --julukan timnas Spanyol-- dan Seleccao das Quinas (orang-orang terpilih) --julukan Portugal-- merepresentasikan rivalitas sejarah kedua negara tersebut.

Sepak bola

Dalam urusan sepak bola, Spanyol adalah raja di Eropa. Di level klub, ketika Liga Champions (dulu Piala Eropa) digulirkan pada 1956, Real Madrid, sebagai perwakilan Spanyol mampu menyentak dunia. Tak tanggung-tanggung, "Los Blancos", yang kini mengoleksi sembilan trofi itu, mampu menyabet gelar tersebut lima tahun berturut-turut, semenjak 1956 hingga 1960.

Akan tetapi, klub asal Portugal, Benfica akhirnya mampu mematahkan dominasi tersebut, setelah berhasil mempermalukan Barcelona 3-2 di final pada 1961. Setahun setelahnya, Spanyol kembali bertekuk lutut, karena giliran Madrid yang dipermalukan oleh Benfica 5-3 lewat kegemilangan "Black Panther" --julukan Eusebio da Silva Ferreira.

Persaingan itu kemudian berlanjut ke level negara. Portugal memang bukan lawan asing bagi "La Furia Roja". Sepanjang sejarahnya, kedua negara tersebut sudah bertemu sebanyak 34 kali, baik di turnamen resmi maupun persahabatan. Hasilnya, jelas Spanyol masih menjadi raja, dengan perolehan 16 kali kemenangan, sementara Portugal hanya memperoleh enam kali kemenangan dan sisanya imbang.

Untuk era 1980 hingga 1990-an, Spanyol jauh mendominasi Eropa maupun Portugal di kancah Eropa maupun Dunia. Tapi, kenyataan itu berbalik memasuki era 2000-an. Skuad muda Portugal, mampu meraih prestasi membanggakan, karena mampu mencapai semifinal Piala Eropa 2000 dan Finalis 2004. Sementara, Spanyol nir gelar!

Walhasil, "El Matador" bangkit di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia. Tim asuhan Vicente Del Bosque itu sukses mengawinkan dua gelar tersebut. Bahkan, pada Piala Dunia 2010, Spanyol dapat tertawa bangga, karena mampu memulangkan rivalnya tersebut lebih awal setelah mampu menaklukan Portugal 1-0 di babak perempat final.

Saudara

Kini kedua negara tersebut kembali bertemu dalam babak semifinal Piala Eropa 2012 di Stadion Donbass Arena, Donetsk, Rabu atau Kamis (28/6/2012) dini hari WIB. Apakah Spanyol dapat melanjutkan tradisi kebesarannya atas Portugal dalam laga ini? Belum tentu. Banyak faktor yang menunjukan bahwa keduanya memiliki kelebihan masing-masing sehingga sulit untuk diprediksi.

Apalagi, pemain dalam kedua tim ini, saling mengenal satu sama lain. Di Portugal, penggawa Madrid, Cristiano Ronaldo, Pepe, Fabio Coentrao dianggap mengenal tipe rekan-rekannya, Iker Casillas, Xabi Alonso, maupun sejumlah pemain Barcelona yang banyak menjadi andalan Spanyol. Faktor inilah yang menyeruak kembali rivalitas perang antarsaudara.

Spanyol sepatutnya waspada terhadap kecepatan Ronaldo maupun umpan akurat Luis Nani dari sisi sayap. Belum lagi, dalam pertemuan terakhir, Portugal dengan beringas menghancurkan Spanyol 4-0 dalam laga persahabatan November tahun lalu. Sang bintang, Ronaldo pun kini melesat dengan tiga gol miliknya ke jajaran papan atas top scorer sementara bersama penyerang Jerman, Mario Gomez.

Akan tetapi, Portugal jelas tidak pantas menganggap remeh, strategi tiki-taka "La Furia Roja" yang telah terbukti keampuhannya di dunia. Belum lagi, kombinasi Xavi Hernandez, Xabi Alonso, dan Sergio Busquets sudah membuktikan bahwa mereka adalah raja pengumpan di lapangan tengah. Status juara bertahan Eropa dan Dunia pun tidak dapat dipandang sebelah mata.

Melihat sejumlah fakta tersebut, jelas sudah tak ada kata mengalah meskipun mereka adalah "saudara". Layaknya, perseteruan mencari emas dan rempah-rempah puluhan abad silam, kini pertarungan kedua negara tersebut akan membuktikan bahwa harga diri adalah segalanya di Semenanjung Iberia.

Spanyol atau Portugal? Silakan tentukan pilihan Anda....

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook