Monday, September 19, 2011

RI Kalah dari Malaysia dan Singapura




Jakarta, Indonesia (News Today) - Sampai saat ini, Indonesia masih berada di posisi ketiga sebagai negara eksportir ikan hias dunia, kalah dari Malaysia dan Singapura, yang masing-masing berada di peringkat pertama dan kedua. Pangsa pasar ikan hias Indonesia baru 7,5 persen, jauh di bawah Malaysia yang mencapai 22,5 persen dan Singapura 11 persen.

Menurut Ketua DIHI terpilih, Dr. Suseno, saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara eksportir ikan hias dunia dengan pangsa pasar sebesar 7,5 persen. Posisi itu di bawah Singapura dan Malaysia yang masing-masing berturut-turut sebesar 22,5 persen dan 11 persen.

"Ekspor Ikan hias Indonesia pada tahun 2010 telah mencapai 12 juta dollar AS atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 10 juta dollar AS, sebut Ketua Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI) terpilih, Suseno, seperti dalam siaran pers yan dirilis Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Ia menyatakan, pada tahun 2011 ini target produksi untuk ikan hias sebesar 3 miliar ekor dan terus mengalami peningkatan hingga 8 miliar ekor pada tahun 2014. "Target produksi ikan hias yang cukup besar ini dilandasi atas potensi sumber daya ikan hias Indonesia, dengan 400 spesies ikan air tawar dari 1.100 spesies yang ada di dunia berada di Perairan Indonesia atau sebesar 40 persen. Selain itu, jumlah ikan hias air laut yang berjumlah 650 spesies atau sebesar 30 persen sedangkan yang baru diperdagangkan sekitar 200 spesies," tambah dia.

Lebih lanjut, Suseno yang juga staf ahli Menteri KP Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya KKP mengatakan bahwa ikan Botia merupakan primadona ekspor ikan hias asli Indonesia yang mempunyai nama daerah Ikan Bajubang. Ikan ini hanya bisa dijumpai di dua tempat di Indonesia yakni Sungai Batanghari, Jambi dan Sungai Barito, Kalimantan. Ikan Botia juga menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia serta termasuk ikan favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri.

Untuk memenuhi permintaan pasar ekspor ke berbagai negara tersebut, maka benih ikan Botia diproduksi secara massal di Lokal Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT) Depok dengan produksi sampai 50.000 per bulan. Saat ini pasaran lokal harga benih ikan Botia berukuran 2 inci berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 7.000 per ekor. Untuk pasar internasional harganya bisa mencapai 1 dolar AS. Nilai ekspor ikan hias Botia tahun 2010 mencapai Rp 5 miliar, dengan ikan yang diekspor mencapai 6,7 juta ekor dari berbagai jenis ikan hias. Beliau optimis dan berharap Indonesia mampu bangkit serta menjadi produsen terbesar ikan hias di dunia pada tahun 2015, sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

DIHI merupakan suatu wadah diharapkan bisa mempersatukan para stakeholder ikan hias guna memperjuangkan kepentingan pengembangan ikan hias nasional. Selain itu, pembentukan organisasi ini juga merupakan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan, yaitu menjadi salah satu penghasil produk perikanan terbesar di dunia pada tahun 2015, diantaranya melalui produksi ikan hias.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook