Jakarta, Indonesia (News Today) - Empat wartawan yang menjadi korban luka dalam kericuhan yang terjadi di depan SMAN 6 Jakarta siang tadi resmi membuat laporan di Polres Jakarta Selatan. Di dalam laporan polisi yang dicatat di Polres Jakarta Selatan, pihak terlapor adalah seorang siswa SMAN 6 Jakarta, Gilang Perdana.
Sementara itu, para pelapor adalah Banar Fil Ardhi juru foto Kompas.com, Yudistiro Pranoto juru foto harian Seputar Indonesia, Dodi wartawan Trans 7, dan Panca Saukani juru foto harian Media Indonesia.
Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Budi Irawan mengatakan, Gilang bisa saja dikenakan pasal pengeroyokan. "Gilang dan kawan-kawan kalau terbukti bisa dikenakan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan pasal pengrusakan terhadap harta benda," ujarnya, Senin (19/9/2011) di Jakarta.
Jika terbukti, maka Gilang bisa terancam melakukan pengeroyokan dengan hukuman penjara di atas 5 tahun. Selain itu, Budi menambahkan bahwa para pelaku nantinya juga bisa dijerat dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 karena menghambat kerja jurnalis dalam mencari berita. "Nanti bisa ditambahkan Undang-Undang Pers," ujarnya.
Gilang hingga saat ini belum dipanggil polisi untuk diperiksa sebagai pihak terlapor dan belum ditangkap. Budi tidak memaparkan kapan rencana pemeriksaan akan dilakukan terhadap Gilang. Pasalnya, hingga kini polisi masih memeriksa korban dari pihak wartawan.
Sebelumnya, Gilang Perdana yang diduga merupakan pemilik akun @Gilang_Perdanaa menjadi orang paling dicari oleh para pengguna Twitter. Hal ini lantaran tweet-tweet Gilang penuh dengan kebencian terhadap wartawan terkait kericuhan siang tadi. Namun, akun itu pun tak bisa lagi diakses dan akun Gilang pun sempat berganti-ganti nama.
Adapun kericuhan siang tadi berawal dari kasus penganiayaan wartawan Trans7, Oktaviardi, pada Jumat (16/9/2011). Saat itu, Okta dikeroyok siswa SMA lantaran mengambil gambar tawuran di luar areal SMAN 6 Jakarta. Para siswa pun menyita rekaman kaset dari Okta. Atas tindakan ini, puluhan wartawan menggelar aksi damai memprotes tindakan represif tersebut di depan SMAN 6 Jakarta di wilayah Bulungan, Jakarta Selatan, siang ini.
Entah karena apa, emosi kedua belah pihak pun tersulut dan akhirnya terjadi bentrokan. Ratusan siswa SMAN 6 Jakarta turun ke jalan melawan sekitar 50 wartawan yang hadir. Tembakan peringatan kepolisian pun akhirnya dikeluarkan.
Sementara itu, para pelapor adalah Banar Fil Ardhi juru foto Kompas.com, Yudistiro Pranoto juru foto harian Seputar Indonesia, Dodi wartawan Trans 7, dan Panca Saukani juru foto harian Media Indonesia.
Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Budi Irawan mengatakan, Gilang bisa saja dikenakan pasal pengeroyokan. "Gilang dan kawan-kawan kalau terbukti bisa dikenakan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan pasal pengrusakan terhadap harta benda," ujarnya, Senin (19/9/2011) di Jakarta.
Jika terbukti, maka Gilang bisa terancam melakukan pengeroyokan dengan hukuman penjara di atas 5 tahun. Selain itu, Budi menambahkan bahwa para pelaku nantinya juga bisa dijerat dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 karena menghambat kerja jurnalis dalam mencari berita. "Nanti bisa ditambahkan Undang-Undang Pers," ujarnya.
Gilang hingga saat ini belum dipanggil polisi untuk diperiksa sebagai pihak terlapor dan belum ditangkap. Budi tidak memaparkan kapan rencana pemeriksaan akan dilakukan terhadap Gilang. Pasalnya, hingga kini polisi masih memeriksa korban dari pihak wartawan.
Sebelumnya, Gilang Perdana yang diduga merupakan pemilik akun @Gilang_Perdanaa menjadi orang paling dicari oleh para pengguna Twitter. Hal ini lantaran tweet-tweet Gilang penuh dengan kebencian terhadap wartawan terkait kericuhan siang tadi. Namun, akun itu pun tak bisa lagi diakses dan akun Gilang pun sempat berganti-ganti nama.
Adapun kericuhan siang tadi berawal dari kasus penganiayaan wartawan Trans7, Oktaviardi, pada Jumat (16/9/2011). Saat itu, Okta dikeroyok siswa SMA lantaran mengambil gambar tawuran di luar areal SMAN 6 Jakarta. Para siswa pun menyita rekaman kaset dari Okta. Atas tindakan ini, puluhan wartawan menggelar aksi damai memprotes tindakan represif tersebut di depan SMAN 6 Jakarta di wilayah Bulungan, Jakarta Selatan, siang ini.
Entah karena apa, emosi kedua belah pihak pun tersulut dan akhirnya terjadi bentrokan. Ratusan siswa SMAN 6 Jakarta turun ke jalan melawan sekitar 50 wartawan yang hadir. Tembakan peringatan kepolisian pun akhirnya dikeluarkan.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment