Tuesday, August 14, 2012

Transaksi di Tanah Abang Melonjak 500 Persen




Jakarta, Indonesia (News Today) - Lalu lintas ke arah Pasar Tanah Abang, Jakarta, jelang Lebaran ini semakin padat. Belum lagi, hampir tidak ada ruang gerak untuk pejalan kaki saat memasuki pasar. Akan tapi, keadaan itu tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk beli pakaian baru menjelang hari raya.

Gejala inilah yang membuat hampir semua penjual pakaian di sana meraup penjualan jauh lebih besar dari bulan-bulan biasanya, mencapai 400-500 persen.

Hal ini diakui Hamdani Samra, pemilik Delima Fashion, toko pakaian muslimah, di Ruko Gropek Blok F-3, Pasar Tanah Abang, saat ditemui Kompas.com, Minggu,( 12/8/2012 ).

"Peningkatan penjualan bukan hanya pada toko saya, melainkan juga toko lainnya, bisa mencapai antara 400 dan 500 persen dari bulan biasanya. Peningkatan terjadi biasanya pada minggu ketiga puasa (umumnya di tingkat pengecer)," ujar Hamdani.

Ia mengakui, selain peningkatan penjualan dan tentunya margin keuntungan, keadaan ini juga diikuti oleh peningkatan harga pakaian sebesar 10-15 persen. Misalnya, pakaian gamis muslimah model berpayet yang biasanya dijual Rp 100.000 per potong menjadi Rp 110.000-Rp 120.000.

Menurutnya ada dua faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga pakaian di seluruh toko pakaian di pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini. Pertama, produsen kain menaikkan harga bahan baku utama pakaian tersebut yang lumayan tinggi.

Adapun alasan kedua adalah adanya kondisi teori ekonomi yang berlaku. Periode musiman, saat permintaan suatu barang dan daya beli meningkat, bakal diikuti juga oleh harga jualnya.

Selama Ramadhan ini, penjualan pakaian muslimahnya bisa mencapai seribu potong. Padahal, jauh sebelum masa Ramadhan, hanya 100 - 300 potong per bulannya.

Bila memasuki Ramadhan, biasanya toko-toko ramai dikunjungi konsumen di tingkat eceran. Hal ini berbeda dengan yang dilakukan para pedagang daerah. Menurutnya, mereka berbondong-bondong ke Pasar Tanah Abang dua bulan sebelum Ramadhan guna menyetok pakaian yang nantinya bakal dijual kembali di daerah masing-masing saat Ramdhan tiba.

"Pembeli dari kalangan pedagang umumnya berasal dari Surabaya, Makassar, Medan, Palembang, dan NTB. Mereka beli minimal 1 karung yang isinya 100 potong pakaian. Tentunya harga per karung bisa lebih murah 20 persen dari eceran," kata Hamdani.

Ia mengaku transaksi pada bulan Ramadhan tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. "Penjualan pakaian di bulan puasa ini lebih baik dari Ramadhan sebelumnya," ujarnya.

Samra pun mengklaim, harga pakaian di toko-toko Blok F biasanya lebih murah bila dibandingkan yang dijual di Blok A Pasar Tanah Abang. Ini disebabkan perbedaan sewa tempat. Bila harga sewa di Blok F Rp 30 juta-Rp 35 juta per tahun, di Blok A kisarannya bisa mencapai Rp 100 juta per tahun, bahkan lebih. Itu pun disesuaikan dengan letak strategis toko yang disewanya.

Namun, menjelang H-1 hingga H+2 Lebaran nanti, ia memerkirakan penjualan pun bakal menurun drastis dan banyak toko yang tutup. Pasalnya, baik penjual mapun pembeli kebanyakan mudik. Hal ini terjadi seperti tahun sebelumnya. Sementara yang tidak mudik H+3 hingga H+7 ada yang sudah membuka tokonya kembali.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook