Monday, February 13, 2012

Lion Air Bantah Pilotnya Bekerja Terlalu Keras




ilustrasi

Singapura (News Today) - Chief Executive Officer (CEO) Lion Air Rusdi Kirana membantah awak pesawat maskapainya bekerja terlalu keras sehingga mereka memakai narkoba.

"Desas-desus bilang, pilot saya bekerja terlalu keras sehingga mereka menggunakan minuman dan obat-obatan. Orang-orang mengarang cerita untuk mendiskreditkan kami," kata Rusdi seperti dikutip Reuters menjelang Singapore Airshow kemarin (12/2/2012).

Belum lama ini dua pilot Lion Air telah ditahan karena tertangkap tangan menggunakan zat adiktif narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN), Sabtu (4/2/2012) dini hari lalu, menangkap SS, pilot Lion Air, di Surabaya karena mendapati SS menggunakan narkotika. BNN kini menyelidiki kemungkinan keterkaitan SS dengan sindikat narkotika. Penangkapan SS di Surabaya adalah pengembangan dari pemeriksaan HA, juga pilot Lion Air. HA ditangkap di Makassar, Sulawesi Selatan, 10 Januari.

Pihaknya, sebut Rusdi, langsung mendatangi BNN dan memintanya untuk melakukan pemeriksaan kepada setiap awaknya. Menurut Rusdi, selain mengembangkan bisnis, Maskapainya juga telah mendirikan 1.000 rumah untuk staf perusahaan penerbangan.

Pada kesempatan itu, Rusdi juga menyampaikan, Lion Air menunda rencana go public tahun ini, karena memburuknya kondisi pasar saham. Untuk diketahui, Lion Air memiliki rencana ambisius melakukan ekspansi untuk meningkatkan bisnis penerbangannya. Apalagi, perusahaan maskapai Indonesia itu sudah memiliki memiliki rekor pembelian pesawat sebanyak 200 jet jenis Boeing.

"Kami tidak bisa melakukannya (go public) tahun ini karena situasi dengan krisis keuangan tidak begitu baik," kata Rusdi.

Rusdi bilang, saat ini Lion Air memiliki pangsa pasar penerbangan domestik 51 persen dan berencana untuk go public ketika pangsa pasar mereka mencapai 60 persen, sesuatu yang semula diperkirakan akan terjadi dua tahun ke depan.

Rudi pernah menyebutkan, ia tidak membutuhkan dana IPO untuk membayar pengiriman pesanan pesawatnya. Beberapa waktu lalu, maskapai ini menarik perhatian dunia, karena memesan pesawat terbanyak dengan nilai 21,7 miliar dollar AS.

Airbus menuding, Amerika Serikat (AS) menerapkan tekanan politik untuk mengamankan kesepakatan pembelian pesawat tersebut. Lebih detailnya, Lion Air membeli 230 pesawat jet jarak rute pendek, yang kesekapatan pembelian di teken di hadapan Presiden Barack Obama.

Rudi juga mengecam Eropa yang masih menerapkan daftar hitam kepada Lion Air. Sementara Garuda dan lima penerbangannya lainnya mendapatkan keringanan. "Saya tidak peduli jika Uni Eropa ingin blacklist saya, Indonesia adalah pasar saya, dan saya ingin keadilan," kata Rusdi.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook