Monday, February 13, 2012

Demam Valentine Pun Melanda Irak




Seorang pria Irak memilih hadiah Valentine di Baghdad, Sabtu (11/2/2012).

Baghdad (News Today) - Warga Baghdad, Irak, tak luput dari demam Hari Valentine yang jatuh pada 14 Februari esok. Sudut-sudut jalan di ibukota Irak itu didominasi warna merah karena tertutup boneka-boneka teddy bear merah, sementara gaun-gaun tidur berbahan sutera dan bantal berbentuk bibir dari bahan satin bergantungan di etalase berbagai toko.

Sebuah pemandangan yang mengejutkan di kota yang masih jauh dari aman karena beberapa kali terjadi serangan bom, sejak penarikan pasukan Amerika Serikat dari negara itu dua bulan lalu.

"Hari Valentine untuk semua - bukan hanya untuk orang yang berpacaran," ujar Lina, seorang pegawai administrasi sekolah. Dia satu di antara kerumunan orang sibuk menentukan pilihan antara boneka, lilin wangi, lampu berwarna merah, dan tas berbentuk yang dijual di luar sebuah toko di distrik perbelanjaan Karradah di pusat kota Baghdad akhir pekan lalu.

"Ini (Valentine) untuk Anda dan saya, untuk saya dan saudara lelaki saya, bahwa untuk seseorang yang hidup di jalan. Ini bukan hanya tentang saya dan tunangan saya," lanjutnya.

"Rakyat Irak memerlukan saat-saat yang membagiakan untuk melupakan yang kejadian yang mereka hadapi selama ini - kami sudah cukup merasakan kesedihan," kata Lina.

Setelah puluhan tahun mengalami masa perang dan pemerintahan seorang diktator, rakyat Irak mengatakan mereka kini bisa bersantai dan menikmati Hari Valentina tahun ini. Beberapa kalangan meyakini membanjirnya layanan pesan singkat (SMS), telepon seluler, dan penggunaan internet di kalangan generasi muda telah membantu memupuk romansa yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Beberapa warga Irak bahkan menggunakan Hari Kasih Sayang itu untuk menyatakan bahwa "cinta mengalahkan segalanya" termasuk belajar.

Di Institut Teknologi yang berlokasi di kawasan Zafaraniyah, Baghdad, para mahasiswa akan menggelar acara "meet and greet" mahasiswa baru yang ditunda selama sebulan, pada Selasa (14/2/2012). Acara itu biasanya dilaksanakan pada Desember ketika masa kuliah dimulai. Namun Muataz Mohammed, seorang mahasiswa, berpedapat, menjadwalkan acara tersebut pada Hari Valentine mungkin bisa dengan mudah membentuk persahabatan.

"Ini hari yang sangat istimewa," kata pemuda 21 tahun itu. Dia berencana datang ke pesta itu mengenakan kemeja merah dan membawa mawar merah. Sementara itu para mahasiswi akan mengenakan baju dan kerudung merah.

Abdul-Wahab Abdul-Rahman, seorang pemilik toko di Karradah, mengatakan, boneka teddy bear warna merah seukuran anak balita serta bantal berbentuk hati merupakan barang yang paling dicari . Menurutnya meriahnya perayaan Valentine tahun ini disebabkan anak-anak muda sekarang lebih ekspresif dalam menunjukkan perasaan berkat ponsel.

Di masa rezim Saddam Hussein, ponsel, televisi satelit, dan internet dilarang. Perang dan kekerasan yang terjadi setelah kejatuhan Saddam membuat gentar perusahaan-perusahaan teknologi untuk memasarkan produknya di negara itu sampai beberapa tahun lalu.

"Alat komunikasi baru mempercepat mereka menjalin hubungan dibanding sebelumnya. Saya rasa semua produk Valentine saya akan laku karena peristiwa (Valentine) kian populer di Irak," katanya.

Meskipun demikian, masyarakat Irak relatif masih konservatif. Hanya sedikit pasangan kekasih yang berduaan tanpa pendampingan di publik.

Simaa Riyadh (27) yang memilih hadiah Valentine untuk tunangannya, Ammar Riyadh, mengatakan, makin banyak pasangan yang lebih terbuka mengungkapkan rasa sayang. Sementara Ammar mengaku merasakan keamanan saat ini cukup bagus untuk menunjukkan perasaan kepada kekasih.

"Ini hari yang indah," ucapnya dengan tersenyum.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook