(News Today) - Kesuksesan membangun bisnis dari nol, hingga berkembang dengan omzet triliunan, lahir dari keberanian, inovasi, ide brilian namun sikap realistis. Inilah yang dibuktikan oleh empat pengusaha perempuan, peraih penghargaan Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2011.
Adalah Anastassia Florine Limasnax (PT E-Motion Entertainment), Anne Avantie (Perancang busana pemilik label Anne Avantie), Donda Lucia Yuniar (PT Anugraha Weing Caranadwaya & PT Deva-Datta), Susanti Alie (PT Bersama Olah Boga), keempat sosok perempuan yang layak menjadi inspirasi bagi para wirausahawan pemula.
Santi Mia Sipan, anggota tim juri yang juga adalah pemenang Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2010, mengatakan keberhasilan empat pemenang penghargaan ini berangkat dari ide brilian yang diwujudkan secara realistis.
"Mereka semua adalah pengusaha perangkak, memulai dari bisnis kecil-kecilan, hingga akhirnya memiliki usaha dengan omzet di atas Rp 10 triliun per tahun. Mereka juga sukses dalam berbisnis tanpa pinjaman di bank. Perempuan cenderung tidak berani meminjam uang kalau tidak bisa bayar. Yang menang penghargaan ini adalah mereka yang melakukan terobosan, inovatif, orisinal, berpikir canggih, berani namun tidak nekat dan cenderung realistis," jelas Santi kepada Kompas Female di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Empat pengusaha ini dinilai tim juri sebagai pengusaha yang gigih dan berhasil mengembangkan bisnis secara signifikan dengan sistem yang benar dan cerdas. Selain juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan, mereka juga memberikan manfaat ke sebanyak mungkin orang melalui bisnis yang dibangunnya.
Menurut Santi, empat pengusaha ini mampu menunjukkan bagaimana ide brilian bisa direalisasikan dengan mudah. Simak profil singkat empat pengusaha perempuan brilian ini:
Susanti Alie (PT Bersama Olah Boga)
Santi, begitu panggilan akrabnya, mendirikan perusahaan pada 2006. Ide awalnya sederhana saja, ingin memproduksi sambal. Inovasi yang dilakukannya sejak 2007 membuahkan hasil. Santi memproduksi saos sambal dengan kemasan yang bisa diisi ulang.
Santi memiliki pabrik di Cileungsi, Jawa Barat dan terus mengembangkan bisnis boga miliknya. Santi fokus memproduksi sambal untuk segala kalangan, Soka untuk kalangan menengah atas, Cap Cabe Payung untuk menengah bawah, serta makanan ringan dari sambal.
"Santi sukses mengolah dan memasarkan sambal, menyasar kalangan menengah bawah namun juga bisa menembus pasar konglomerat," jelas Santi Mia Sipan.
Anastassia Florine Limasnax (PT E-Motion Entertainment)
Perempuan yang akrab dengan dunia entertainment dan musik ini juga tak kalah brilian. Sejak 2006, istri musisi Piyu Padi ini mendirikan E-Motion, perusahaan entertainment yang terintegrasi. Mulai recording label, music publishing, manajemen artis, distribusi musik (CD & VCD), content provider digital. Perusahaan yang dikelola oleh tiga karyawan lima tahun silam ini, kini memiliki 60 staf.
"Meski baru datang dari Amerika, perempuan ini tak sungkan berkeliling ke pasar grosir, mencari inspirasi hingga akhirnya menggarap celah bisnis hiburan dengan merilis ulang lagu lawas, dari situlah ia memulai bisnis hiburan ini," kata Santi.
Donda Lucia Yuniar (PT Anugraha Weing Caranadwaya & PT Deva-Datta)
"Donda adalah penemu empat macam bahan tekstil yang belum pernah ada, membuat jas hujan dari bahan tapioka. Ia memulai bisnis garmen dari usaha kecil-kecilan. Donda pernah menjual seprei," kata Santi.
Kini, Donda mengembangkan bisnis dengan omzet Rp 11 triliun per tahun. Ia menerima hak paten dari Inggris atas inovasinya menciptakan rompi keamanan pertama anti api. Donda menciptakan rompi keamanan untuk para pekerja di perusahaan pertambangan.
"Rejeki ada di sekitar kita. Kita hanya perlu jeli melihat kemungkinan," kata Donda yang mengawali kewirausahaan dengan menjual seprei untuk karyawan perusahaan pertambangan di Jakarta.
Donda tak berhenti berinovasi. Bekerjasama dengan ahli kimia, ia juga menciptakan
jas hujan yang bisa terurai dan aman untuk kulit. "Produk ini baru akan diluncurkan akhir tahun ini, sedang dipatenkan lebih dahulu," aku perempuan yang meninggalkan pekerjaan sekretaris dan fokus membangun bisnis garmen.
Anne Avantie (label Anne Avantie)
Anne Avantie, perancang kebaya ternama, pemilik label Anne Avantie, tentunya bukan nama yang asing lagi di telinga. Di tangannya, busana kebaya Indonesia lebih kaya. Tak meninggalkan sisi tradisional, namun memiliki sentuhan kekinian. Tak heran jika kebaya rancangannya menjadi impian banyak perempuan muda, terutama untuk mempercantik penampilan calon pengantin perempuan.
Anne kini memimpin 12 anak perusahaan dari berbagai bidang, tak hanya fashion. Seperti fashion cafe, studio foto, bistro, restoran, haute couture kebaya dan label ready to wear.
Pada 2002, Anne juga mendirikan yayasan Wisma Kasih untuk para penderita hydrocephalus, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan.
Adalah Anastassia Florine Limasnax (PT E-Motion Entertainment), Anne Avantie (Perancang busana pemilik label Anne Avantie), Donda Lucia Yuniar (PT Anugraha Weing Caranadwaya & PT Deva-Datta), Susanti Alie (PT Bersama Olah Boga), keempat sosok perempuan yang layak menjadi inspirasi bagi para wirausahawan pemula.
Santi Mia Sipan, anggota tim juri yang juga adalah pemenang Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2010, mengatakan keberhasilan empat pemenang penghargaan ini berangkat dari ide brilian yang diwujudkan secara realistis.
"Mereka semua adalah pengusaha perangkak, memulai dari bisnis kecil-kecilan, hingga akhirnya memiliki usaha dengan omzet di atas Rp 10 triliun per tahun. Mereka juga sukses dalam berbisnis tanpa pinjaman di bank. Perempuan cenderung tidak berani meminjam uang kalau tidak bisa bayar. Yang menang penghargaan ini adalah mereka yang melakukan terobosan, inovatif, orisinal, berpikir canggih, berani namun tidak nekat dan cenderung realistis," jelas Santi kepada Kompas Female di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Empat pengusaha ini dinilai tim juri sebagai pengusaha yang gigih dan berhasil mengembangkan bisnis secara signifikan dengan sistem yang benar dan cerdas. Selain juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan, mereka juga memberikan manfaat ke sebanyak mungkin orang melalui bisnis yang dibangunnya.
Menurut Santi, empat pengusaha ini mampu menunjukkan bagaimana ide brilian bisa direalisasikan dengan mudah. Simak profil singkat empat pengusaha perempuan brilian ini:
Susanti Alie (PT Bersama Olah Boga)
Santi, begitu panggilan akrabnya, mendirikan perusahaan pada 2006. Ide awalnya sederhana saja, ingin memproduksi sambal. Inovasi yang dilakukannya sejak 2007 membuahkan hasil. Santi memproduksi saos sambal dengan kemasan yang bisa diisi ulang.
Santi memiliki pabrik di Cileungsi, Jawa Barat dan terus mengembangkan bisnis boga miliknya. Santi fokus memproduksi sambal untuk segala kalangan, Soka untuk kalangan menengah atas, Cap Cabe Payung untuk menengah bawah, serta makanan ringan dari sambal.
"Santi sukses mengolah dan memasarkan sambal, menyasar kalangan menengah bawah namun juga bisa menembus pasar konglomerat," jelas Santi Mia Sipan.
Anastassia Florine Limasnax (PT E-Motion Entertainment)
Perempuan yang akrab dengan dunia entertainment dan musik ini juga tak kalah brilian. Sejak 2006, istri musisi Piyu Padi ini mendirikan E-Motion, perusahaan entertainment yang terintegrasi. Mulai recording label, music publishing, manajemen artis, distribusi musik (CD & VCD), content provider digital. Perusahaan yang dikelola oleh tiga karyawan lima tahun silam ini, kini memiliki 60 staf.
"Meski baru datang dari Amerika, perempuan ini tak sungkan berkeliling ke pasar grosir, mencari inspirasi hingga akhirnya menggarap celah bisnis hiburan dengan merilis ulang lagu lawas, dari situlah ia memulai bisnis hiburan ini," kata Santi.
Donda Lucia Yuniar (PT Anugraha Weing Caranadwaya & PT Deva-Datta)
"Donda adalah penemu empat macam bahan tekstil yang belum pernah ada, membuat jas hujan dari bahan tapioka. Ia memulai bisnis garmen dari usaha kecil-kecilan. Donda pernah menjual seprei," kata Santi.
Kini, Donda mengembangkan bisnis dengan omzet Rp 11 triliun per tahun. Ia menerima hak paten dari Inggris atas inovasinya menciptakan rompi keamanan pertama anti api. Donda menciptakan rompi keamanan untuk para pekerja di perusahaan pertambangan.
"Rejeki ada di sekitar kita. Kita hanya perlu jeli melihat kemungkinan," kata Donda yang mengawali kewirausahaan dengan menjual seprei untuk karyawan perusahaan pertambangan di Jakarta.
Donda tak berhenti berinovasi. Bekerjasama dengan ahli kimia, ia juga menciptakan
jas hujan yang bisa terurai dan aman untuk kulit. "Produk ini baru akan diluncurkan akhir tahun ini, sedang dipatenkan lebih dahulu," aku perempuan yang meninggalkan pekerjaan sekretaris dan fokus membangun bisnis garmen.
Anne Avantie (label Anne Avantie)
Anne Avantie, perancang kebaya ternama, pemilik label Anne Avantie, tentunya bukan nama yang asing lagi di telinga. Di tangannya, busana kebaya Indonesia lebih kaya. Tak meninggalkan sisi tradisional, namun memiliki sentuhan kekinian. Tak heran jika kebaya rancangannya menjadi impian banyak perempuan muda, terutama untuk mempercantik penampilan calon pengantin perempuan.
Anne kini memimpin 12 anak perusahaan dari berbagai bidang, tak hanya fashion. Seperti fashion cafe, studio foto, bistro, restoran, haute couture kebaya dan label ready to wear.
Pada 2002, Anne juga mendirikan yayasan Wisma Kasih untuk para penderita hydrocephalus, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment