Gerbang Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, yang menjadi lokasi ledakan bom, Minggu (25/9/2011).
Jakarta, Indonesia (News Today) - Markas Besar Kepolisian RI telah menyinyalir bahwa pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9/2011) lalu, diduga sebagai bagian dari jaringan bom di Cirebon.
Namun, hingga kini belum dipastikan siapa sebenarnya sosok yang jenazahnya sekarang sedang diuji forensik di Rumah Sakit Kepolisian Pusat RS Sukanto di Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin itu.
Di kalangan wartawan, beredar perkiraan bahwa sosok jenazah itu adalah salah satu daftar pencarian orang (DPO) jaringan Cirebon yang pernah dilansir kepolisian, yaitu Ahmad Yosepa alias Hayat. Apalagi foto jenazah bom Solo dan Hayat saat menjadi DPO memiliki banyak kemiripian.
Dugaan itu kian menguat ketika salah satu polisi penyidik yang ditemui di RS Polri Kramat Jati membenarkan bahwa pelaku bom Solo kemungkinan besar adalah Ahmad Yosepa alias Hayat. ”Itu sudah A-1,” katanya.
Polisi itu menemani seorang ibu dan anak yang diduga keluarga pelaku bom untuk diuji forensik dan DNA di rumah sakit, Senin siang, sekitar pukul 14.00. Namun, proses kedatangan dan pengujian DNA keluarga dilakukan secara tertutup. Dia tidak bersedia merinci lebih jauh, sambil cepat meninggalkan rumah sakit.
Dengan begitu, kepastian soal pelaku bom Solo memang harus menunggu rilis resmi Markas Besar Polri, terutama setelah mendapat data-data hasil uji forensik, DNA, dan otopsi. Hasil tes DNA kemungkinan akan selesai dalam beberapa hari ini.
Sekadar mengingat, Ahmad Yosepa alias Hayat adalah salah satu dari daftar pencarian orang (DPO) yang diumumkan polisi setelah peristiwa bom Cirebon pada April 2011. Bom itu meledak saat shalat Jumat di Masjid Az-Dikro dengan pelaku, bernama M Syarif, tewas di tempat kejadian.
Jakarta, Indonesia (News Today) - Markas Besar Kepolisian RI telah menyinyalir bahwa pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9/2011) lalu, diduga sebagai bagian dari jaringan bom di Cirebon.
Namun, hingga kini belum dipastikan siapa sebenarnya sosok yang jenazahnya sekarang sedang diuji forensik di Rumah Sakit Kepolisian Pusat RS Sukanto di Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin itu.
Di kalangan wartawan, beredar perkiraan bahwa sosok jenazah itu adalah salah satu daftar pencarian orang (DPO) jaringan Cirebon yang pernah dilansir kepolisian, yaitu Ahmad Yosepa alias Hayat. Apalagi foto jenazah bom Solo dan Hayat saat menjadi DPO memiliki banyak kemiripian.
Dugaan itu kian menguat ketika salah satu polisi penyidik yang ditemui di RS Polri Kramat Jati membenarkan bahwa pelaku bom Solo kemungkinan besar adalah Ahmad Yosepa alias Hayat. ”Itu sudah A-1,” katanya.
Polisi itu menemani seorang ibu dan anak yang diduga keluarga pelaku bom untuk diuji forensik dan DNA di rumah sakit, Senin siang, sekitar pukul 14.00. Namun, proses kedatangan dan pengujian DNA keluarga dilakukan secara tertutup. Dia tidak bersedia merinci lebih jauh, sambil cepat meninggalkan rumah sakit.
Dengan begitu, kepastian soal pelaku bom Solo memang harus menunggu rilis resmi Markas Besar Polri, terutama setelah mendapat data-data hasil uji forensik, DNA, dan otopsi. Hasil tes DNA kemungkinan akan selesai dalam beberapa hari ini.
Sekadar mengingat, Ahmad Yosepa alias Hayat adalah salah satu dari daftar pencarian orang (DPO) yang diumumkan polisi setelah peristiwa bom Cirebon pada April 2011. Bom itu meledak saat shalat Jumat di Masjid Az-Dikro dengan pelaku, bernama M Syarif, tewas di tempat kejadian.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment