(News Today) - Kalau berkunjung ke Manado, jangan lupa untuk mencicipi Nasi Kuning Saroja, warung nasi kuning khas keluarga Saroja yang telah akrab dengan kehidupan warga kota Manado. Warung nasi kuning ini terletak di Jalan Diponegoro, tak jauh dari pusat kota Manado, dan mudah dijangkau dengan angkutan umum.
Berbeda dengan nasi kuning di Jawa, nasi kuning ini dilengkapi irisan ikan cakalang, daging sapi, sambal, dan tak lupa bawang goreng. Jika menginginkannya, pembeli juga bisa meminta telur rebus. Satu porsi nasi kuning biasa dijual dengan harga Rp 11.000 dan nasi kuning dengan telur seharga Rp 14.000.
Yang paling khas dari nasi kuning ini ialah rasa ikan cakalangnya. Rizal, juru masak khusus ikan cakalang mengatakan, "Ikan cakalang sebelum dimasak dengan lengkuas, jahe, gula merah, dan cabe keriting. Setelah itu digoreng dan ditambah kecap sedikit. Biar makin enak, kita buat sambil bershalawat pada Allah."
Rasa ikan cakalang berpadu dengan nasi yang pulen dan hangat membuat nasi kuning ini makin mantap. Apalagi dengan sambal dan daging sapi yang dimasak sambal goreng, rasanya makin wah. Ikan cakalang olahan warung nasi kuning ini juga tak berbau amis, jadi cukup "ramah" dengan yang tak doyan ikan.
Selain bisa dimakan di tempat, nasi kuning ini bisa juga dibawa sebagai oleh-oleh. "Kalau untuk dibawa jadi oleh-oleh, kita bungkus pakai daun woka, sejenis janur. Nasinya kita dinginkan dulu sebelum dibungkus jadi tidak bau. Daun woka juga tidak akan mengubah rasanya," kata Khadijah yang biasa melayani langsung pembeli.
Warung Nasi Kuning Saroja didirikan oleh pasangan suami istri Salma Simen dan Abubakar tahun 70-an. Pemilihan "Saroja" punya kisah sendiri. "Tadinya namanya Saraja, singkatan nama anak Hj Salma, Saidah, Rafiah dan Jafar. Tapi biar bagus, dan Pak Abubakar punya lagu kesukaan judulnya 'Seroja', namanya jadi Seroja," kata Saidah, putri pertama pendiri warung ini.
Saidah mengatakan, saat pendirian, warung nasi kuning belum seramai saat ini. Namun berkat ketekunan Salma dan Abubakar, kini dalam sehari warung nasi kuning ini bisa memasak lebih dari 100 kg beras serta 150 butir telur, dan hampir selalu habis. Warung nasi kuning ini menjadi usaha yang menghidupi seluruh keluarga.
Ketika ditanya tentang berapa keuntungan dalam sehari dan bagaimana pembagiannya, Saidah enggan menjawab. Sepertinya, kesuksesan memang tidak dinilai dari jumlah dibagi, tetapi dari berapa kali anggota keluarga besar ini naik haji.
"Kita semua sudah naik haji. Bapak dan ibu bahkan sudah 10 kali naik haji. semua dari nasi kuning ini," ucap Saidah.
Warung Nasi Kuning Saroja pernah memangkan penghargaan MURI sebagai pembuat nasi kuning terbanyak. Warga Manado mengenalnya sebagai salah satu nasi kuning terenak yang ada di kota itu. Jadi, suatu ketyika bila Anda mengunjungi Manado, pantaslah bagi Anda untuk mencoba nasi kuning yang melegenda ini.
Berbeda dengan nasi kuning di Jawa, nasi kuning ini dilengkapi irisan ikan cakalang, daging sapi, sambal, dan tak lupa bawang goreng. Jika menginginkannya, pembeli juga bisa meminta telur rebus. Satu porsi nasi kuning biasa dijual dengan harga Rp 11.000 dan nasi kuning dengan telur seharga Rp 14.000.
Yang paling khas dari nasi kuning ini ialah rasa ikan cakalangnya. Rizal, juru masak khusus ikan cakalang mengatakan, "Ikan cakalang sebelum dimasak dengan lengkuas, jahe, gula merah, dan cabe keriting. Setelah itu digoreng dan ditambah kecap sedikit. Biar makin enak, kita buat sambil bershalawat pada Allah."
Rasa ikan cakalang berpadu dengan nasi yang pulen dan hangat membuat nasi kuning ini makin mantap. Apalagi dengan sambal dan daging sapi yang dimasak sambal goreng, rasanya makin wah. Ikan cakalang olahan warung nasi kuning ini juga tak berbau amis, jadi cukup "ramah" dengan yang tak doyan ikan.
Selain bisa dimakan di tempat, nasi kuning ini bisa juga dibawa sebagai oleh-oleh. "Kalau untuk dibawa jadi oleh-oleh, kita bungkus pakai daun woka, sejenis janur. Nasinya kita dinginkan dulu sebelum dibungkus jadi tidak bau. Daun woka juga tidak akan mengubah rasanya," kata Khadijah yang biasa melayani langsung pembeli.
Warung Nasi Kuning Saroja didirikan oleh pasangan suami istri Salma Simen dan Abubakar tahun 70-an. Pemilihan "Saroja" punya kisah sendiri. "Tadinya namanya Saraja, singkatan nama anak Hj Salma, Saidah, Rafiah dan Jafar. Tapi biar bagus, dan Pak Abubakar punya lagu kesukaan judulnya 'Seroja', namanya jadi Seroja," kata Saidah, putri pertama pendiri warung ini.
Saidah mengatakan, saat pendirian, warung nasi kuning belum seramai saat ini. Namun berkat ketekunan Salma dan Abubakar, kini dalam sehari warung nasi kuning ini bisa memasak lebih dari 100 kg beras serta 150 butir telur, dan hampir selalu habis. Warung nasi kuning ini menjadi usaha yang menghidupi seluruh keluarga.
Ketika ditanya tentang berapa keuntungan dalam sehari dan bagaimana pembagiannya, Saidah enggan menjawab. Sepertinya, kesuksesan memang tidak dinilai dari jumlah dibagi, tetapi dari berapa kali anggota keluarga besar ini naik haji.
"Kita semua sudah naik haji. Bapak dan ibu bahkan sudah 10 kali naik haji. semua dari nasi kuning ini," ucap Saidah.
Warung Nasi Kuning Saroja pernah memangkan penghargaan MURI sebagai pembuat nasi kuning terbanyak. Warga Manado mengenalnya sebagai salah satu nasi kuning terenak yang ada di kota itu. Jadi, suatu ketyika bila Anda mengunjungi Manado, pantaslah bagi Anda untuk mencoba nasi kuning yang melegenda ini.
Source : kompas
1 komentar:
berita bagus. makanan sehat menyehatkan
Post a Comment