Tuesday, September 4, 2012

Muchsin, Terduga Teroris yang Culun




Foto Muchsin Sanny Permadi (20) yang di duga adalah Muksin yang merupakan teroris Solo yang tewas saat terjadi baku tembak dengan Densus 88 di Solo.

Jakarta, Indonesia (News Today) - Tak ada yang menyangka, Muchsin Sanny Permadi (20), menjadi salah satu dari dua terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 di Solo, Jawa Tengah. Terlebih, ketika mengenyam pendidikan di SMP 126, Batuampar, Kramat Jati, Jakarta Timur, Muchsin dikenal tidak begitu menonjol baik dari sisi pergaulan, maupun sisi akademis.

"Anaknya nggak terlalu menonjol. Culun lah orangnya. Temen sekawananya kan senang berkelompok, kalau dia seperti minder atau nggak tahu karena apa," ujar Zakiyah Ahmad (50), wali kelas Muchsin kepada Kompas.com di SMP 126, Selasa (4/9/2012) pagi.

Zakiyah merupakan wali kelas Muchsin di kelas 3 SMP. Muchsin bersekolah di SMP 126, dari tahun 2005 hingga 2007. Anak kedua dari tiga bersaudara ini juga diketahui tidak memiliki prestasi yang begitu bersinar saat mengenyam bangku sekolah. Bahkan, Muchsin pernah menempati peringkat tiga dari terakhir.

"Dari kelas satu sebelumnya memang kurang, termasuk pelajaran agama. Kami nggak begitu ngeh tentang dia. Karena biasanya kalau masuk SMA, biasanya kan laporan masuk SMA mana, dia nggak," katanya.

Muchsin tinggal di Gang Haji Latif Nomor 26, RT 03 RW 03, Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur. Pemuda kelahiran 30 Juli 1992 tersebut tinggal bersama ayahnya, Muslim Sanni Assidiqie (49) dan ibu tirinya, Yatmi (41). Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, hasil pernikahan sang ayah dengan istri pertama, Ani Yusmardiah. Namun, setelah Ani meninggal pada tahun 2003, sang ayah pun menikah lagi. Dari istri kedua, sang ayah memiliki dua anak.

Muchsin mengenyam bangku sekolah di SDN 11 Batu Ampar. Setelah itu, dia melanjutkan di SMP 126. Keduanya dekat dengan rumahnya. Selepas SMP, sekitar tahun 2007, atas kemauan sendiri, dia melanjutkan untuk mendalami ilmu agama Islam di Pondok Pesantren Al-Muqmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, pimpinan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir.

Jumat (31/8/2012) malam, Densus 88 Antiteror menggerebek sebuah rumah milik terduga teroris di Jalan Veteran, Solo, Jawa Tengah. Dua orang terduga teroris atas nama Farhan dan Muchsin tewas di tempat. Sementara satu petugas Densus, Bripda Suherman turut jadi korban.

Tak hanya itu, di tempat terpisah, seorang terduga teroris lainnya, Bayu, ditangkap hidup-hidup di Karanganyar, Jawa Tengah. Diketahui, kelompok ini merupakan kelompok teroris yang pernah bergabung dan melakukan latihan militer bersama Abu Sayaf di Mindanao, Filipina. Mereka kemudian masuk ke Indonesia dan melakukan aksi teror ke sejumlah pos kepolisian pada bulan Agustus 2012.

Ada tiga aksi teror di Solo yang melibatkan kelompok ini. Pertama, penembakan di Pos Polisi Singosaren, Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/8/2012) malam. Kedua, aksi pelemparan granat di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8/2012). Pada kejadian tersebut, dua polisi terluka.

Terakhir, kelompok ini beraksi dengan melakukan penembakan di Pos Polisi Singosaren, Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/8/2012) malam. Seorang anggota Polsek Singosaren bernama Bripka Dwi Data Subekti meninggal dunia akibat luka tembak di bagian dada.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook