Anak-anak melakukan senam dalam rangkaian Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (31/10). Gerakan Sayang Ibu merupakan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu saat hamil dan melahirkan.
Jakarta, Indonesia (News Today) - Forum negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang mengulas isu-isu pembangunan, Asia Pacific Development Summit, kembali diselenggarakan untuk kedua kalinya di Indonesia. Profil kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu pokok bahasan utama dalam pertemuan yang diselenggarakan di Jakarta mulai Senin (3/9/2012) hingga Rabu (5/9/2012) ini.
Pertemuan yang bertemakan Kemitraan Sektor Publik dan Swasta untuk mengeliminasi Kesenjangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium di Bidang Kesehatan pada tingkat Regional ini, merupakan ajang berbagi untuk menghasilkan strategi terpadu guna mencapai berbagai tujuan dalam aspek kesehatan sesuai kerangka Millennium Development Goals (MDG's) pada tahun 2015 mendatang.
Wakili Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Ali Gufron Mukti mengatakan, Indonesia telah berhasil memerangi penyakit menular Tuberkolosis (TB). Namun, masih perlu mengupayakan penangangan untuk butir MGD's tentang angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, serta memerangi HIV IDS, malaria dan penyakit menular lainnya.
"Tantangan MDGs ke depan adalah menurunkan angka kematian akibat persalinan ibu. Karena itu, perlu kerjasama antara sektor publik dan swasta untuk mengatasi masalah ini," kata wamenkes di Jakarta, Senin (3/9/2012).
Angka kematian ibu melahirkan atau maternal mortality rate menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah perlu mengupayakan lebih keras hingga mencapai target MDG's sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Meski pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih cukup tinggi, beberapa faktor risiko tinggi saat kehamilan dan aborsi perlu mendapat perhatian.
Sementara, angka kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan signifikan dari 68 tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Target MDG masih diupayakan agar mencapai target 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Selain target MDGs, Ali Gufron juga menggaris bawahi kurangnya anggaran untuk Kementerian Kesehatan yang masih jauh presentasenya dari UU kesehatan. Masalah klasik lainnya adalah persebaran infrastruktur sumber daya manusia yang belum merata.
"Pemerintah kini fokus pada daerah-daerah terpencil dan akses sulit. Pemerintah juga memfasilitasi masyarakat dengan program jaminan kesehatan yang telah berjalan sejak tahun 2008. Program ini merupakan program persalinan gratis untuk semua ibu hamil di Indonesia," ujarnya di hadapan para peserta Asia Pacific Development Summit 2012.
Jakarta, Indonesia (News Today) - Forum negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang mengulas isu-isu pembangunan, Asia Pacific Development Summit, kembali diselenggarakan untuk kedua kalinya di Indonesia. Profil kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu pokok bahasan utama dalam pertemuan yang diselenggarakan di Jakarta mulai Senin (3/9/2012) hingga Rabu (5/9/2012) ini.
Pertemuan yang bertemakan Kemitraan Sektor Publik dan Swasta untuk mengeliminasi Kesenjangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium di Bidang Kesehatan pada tingkat Regional ini, merupakan ajang berbagi untuk menghasilkan strategi terpadu guna mencapai berbagai tujuan dalam aspek kesehatan sesuai kerangka Millennium Development Goals (MDG's) pada tahun 2015 mendatang.
Wakili Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Ali Gufron Mukti mengatakan, Indonesia telah berhasil memerangi penyakit menular Tuberkolosis (TB). Namun, masih perlu mengupayakan penangangan untuk butir MGD's tentang angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, serta memerangi HIV IDS, malaria dan penyakit menular lainnya.
"Tantangan MDGs ke depan adalah menurunkan angka kematian akibat persalinan ibu. Karena itu, perlu kerjasama antara sektor publik dan swasta untuk mengatasi masalah ini," kata wamenkes di Jakarta, Senin (3/9/2012).
Angka kematian ibu melahirkan atau maternal mortality rate menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah perlu mengupayakan lebih keras hingga mencapai target MDG's sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Meski pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih cukup tinggi, beberapa faktor risiko tinggi saat kehamilan dan aborsi perlu mendapat perhatian.
Sementara, angka kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan signifikan dari 68 tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Target MDG masih diupayakan agar mencapai target 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Selain target MDGs, Ali Gufron juga menggaris bawahi kurangnya anggaran untuk Kementerian Kesehatan yang masih jauh presentasenya dari UU kesehatan. Masalah klasik lainnya adalah persebaran infrastruktur sumber daya manusia yang belum merata.
"Pemerintah kini fokus pada daerah-daerah terpencil dan akses sulit. Pemerintah juga memfasilitasi masyarakat dengan program jaminan kesehatan yang telah berjalan sejak tahun 2008. Program ini merupakan program persalinan gratis untuk semua ibu hamil di Indonesia," ujarnya di hadapan para peserta Asia Pacific Development Summit 2012.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment