Sunday, May 27, 2012

Yunani: Pasukan Muda di Celah Sempit Sparta




Pelatih tim nasional Yunani, Fernando Santos, dalam sesi latihan di Riga, 5 September 2011.

(News Today) - Setelah menjuarai Piala Eropa 2004, performa tim nasional Yunani terus menurun. Yunani gugur di penyisihan grup Piala Dunia 2006 dan Piala Eropa 2008, serta gagal meluncur ke putaran final Piala Dunia 2010.

Keterpurukan sepak bola Yunani diperburuk krisis ekonomi yang membelit negeri para dewa itu. Bagi rakyat Yunani, semua kondisi buruk itu bak kedatangan sejuta tentara Persia yang akan menyerbu tanah Sparta dan menguasai daratan Yunani.

Rakyat Yunani perlu inspirasi pembangkit semangat agar dapat bangkit dari keterpurukan. Prestasi sepak bola adalah inspirasi tepat untuk menggelorakan semangat kebangkitan.

Setitik asa muncul setelah Pelatih Yunani Fernando Santos sukses membawa pasukannya lolos ke putaran final Piala Eropa 2012. Bagaikan Raja Leonidas yang membawa 300 prajurit muda terbaik dari Sparta untuk menghadang pasukan Raja Xerxes di celah sempit, Santos juga membawa tim yang didominasi para pemain muda untuk berlaga di Grup A, yang diisi oleh tuan rumah Polandia, Rusia, Ceko, dan Yunani.

Santos meramu tim yang bercorak bertahan. Pola 4-3-3 ala Santos bukan sebuah pola ofensif, melainkan pola defensif. Delapan pemain, termasuk kiper, ditumpuk di belakang garis tengah, dan serangan mengandalkan tiga pemain depan.

Meskipun memperkuat pertahanan, tim Yunani bukan tim yang mudah dikalahkan. Dalam 18 laga terakhir, Yunani hanya menderita sekali kekalahan dari Romania pada November 2011 saat Santos mengubah komposisi tim. Pada babak kualifikasi, tim Yunani tak terkalahkan dalam 10 partai. Yunani menang tujuh kali dan imbang tiga kali.

Mayoritas kemenangan didapat dengan selisih satu gol dan tidak ada yang lebih dari selisih dua gol. Kondisi ini menunjukkan barisan depan tim Yunani tidak terlalu tajam. Namun, kemenangan tetap kemenangan, berapa pun skornya.

Pada Piala Eropa 2004, Yunani hanya menang dengan skor 1-0 sejak perempat final sampai final. Pertahanan yang ketat dan cara memanfaatkan peluang dengan sempurna membuat Yunani juara. Kini, meski pola bermainnya berbeda, strategi besarnya tetap sama menuju Piala Eropa 2012. ”Tim Yunani berubah besar delapan tahun ini, dan tujuan kami adalah melanjutkan pekerjaan baik ini. Suatu era sudah memenuhi satu putaran dan kini era baru dimulai dengan tim ini,” kata Santos.

Pemain muda

Beberapa pemain muda yang direkrut dinilai bakal bersinar di masa depan. Dua di antaranya Ioannis Fetfatzidis dan Kostas Fortounis.

Fetfatzidis, gelandang yang dapat bermain sebagai pemain sayap, dijuluki sebagai Messi dari Yunani karena sempat mendapat terapi hormon pertumbuhan pada saat remaja dan berkemampuan menggiring bola yang bagus. Pemain berusia 21 tahun itu juga unggul dalam kecepatan mencetak gol.

Fortounis juga dinilai sebagai salah satu pemain muda Yunani yang bakal bersinar di masa depan. Pemain klub Kaiserslautern berusia 19 tahun itu merupakan anggota timnas U-21 yang ditarik ke timnas senior.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook