Thursday, February 16, 2012

Umar Patek Rakit 13 Bom untuk Malam Natal




Terdakwa tindak pidana terorisme, Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek, menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (13/2/2012). Umar Patek terlibat dalam sejumlah aksi teror di Indonesia, seperti Bom Bali I tahun 2002, bom natal tahun 2000 terlibat dalam pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar dan menyembunyikan keberadaan pelaku teroris, Dulmatin pada Juni 2009 sampai Maret 2010. Buronan yang ditangkap polisi Pakistan awal Maret 2011 ini, dijerat dengan pasal berlapis yaitu Pasal 9, Pasal 13 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Pasal 340 KUHP, UU Darurat Tahun 1951, Pasal 266 KUHP, dan Pasal 55 UU Imigrasi.

Jakarta, Indonesia (News Today) - Umar Patek alias Umar Syeh alias Zacky alias Mike bersama Dulmatin dan Imam Samudera merakit bom kotak dan bom tas untuk aksi pengeboman di enam gereja di Jakarta saat malam Natal 24 Desember 2000. Dalam menjalankan aksi ini, mereka merakit 13 bom dalam waktu 20 hari.

"Di rumah Imam Samudera, saat terdakwa datang, sudah ada denator, wadah bom dari karton-karton seukuran kotak tisu, tas jinjing, dan plakban, serta perlengkapan pengeboman," ujar jaksa penuntut umum Bambang Suharyadi di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (13/2/2012).

Dalam perakitan ini, kata jaksa, Dulmatin mengurus rangkaian elektronik. Sementara itu, Patek meramu bahan peledak menjadi black powder. Satu kilogram black powder untuk bom karton dan 4 kilogram untuk bom tas jinjing.

Dalam perakitan itu, mereka memasang pemicu dengan timer jam digital berwarna hitam. Timer bom diatur oleh Dulmatin agar meledak pada pukul 21.00 WIB, tepat ketika perayaan ibadah sedang berlangsung dan umat Kristiani tengah berada di dalam gereja.

Tiga belas bom ini dipakai untuk aksi pengeboman di enam gereja, yaitu Gereja Katedral, Gereja Kanisius, Gereja Oikumene, Gereja Santo Yosep, Gereja Koinonia, dan Gereja Anglikan. Dari paket-paket tersebut, hanya 12 bom yang dapat diledakkan kelompok teroris ini. "Pada Gereja Anglikan terdapat satu paket bom kecil dengan pelaksana dari Gerakan Pemuda Islam. Namun, paket bom itu tidak meledak," kata jaksa.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook