Balikpapan, Indonesia (News Today) - Pembangunan 1.000 unit rumah di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang dihentikan sementara, dapat dilanjutkan jika harga jual dinaikkan. Harga per unit rumah murah tipe 36, yang sekarang ditetapkan Rp 26 juta, bisa mencapai Rp 37 juta hingga Rp 40 juta.
”Harga Rp 26 juta itu dengan estimasi ada stimulan prasarana sarana dan utilitas (PSU) serta kemudahan perizinan. Tapi kalau bantuan itu tidak ada, kami mengalkulasi harga per unit bisa mencapai Rp 40 juta, termasuk biaya tambahan atas tanah. Sebenarnya harga ini pun juga masih murah dan terjangkau,” tutur Karel Soekma Jaya, Direktur Utama PT Cipta Griya Sarana Asri (CGSA), Minggu (12/2/2012), di Balikpapan.
PT CGSA adalah pengembang 1.000 rumah murah di kawasan Batakan, Balikpapan barat. Proyek ini dihentikan sementara oleh pengembang karena merasa dipersulit dalam hal perubahan site plan dan perizinan oleh Pemkot Balikpapan. Selain itu, pengembang belum juga mendapat kepastian mengenai Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
”Kami terus mencari solusi agar 1.000 rumah ini bisa terwujud. Kami menunggu kebijakan Kemenpera dan Pemkot Balikpapan. Kami juga terus mencari bank prorakyat yang mau memberi pinjaman dengan bunga rendah, sebab rumah ini nanti kan untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya.
”Harga Rp 26 juta itu dengan estimasi ada stimulan prasarana sarana dan utilitas (PSU) serta kemudahan perizinan. Tapi kalau bantuan itu tidak ada, kami mengalkulasi harga per unit bisa mencapai Rp 40 juta, termasuk biaya tambahan atas tanah. Sebenarnya harga ini pun juga masih murah dan terjangkau,” tutur Karel Soekma Jaya, Direktur Utama PT Cipta Griya Sarana Asri (CGSA), Minggu (12/2/2012), di Balikpapan.
PT CGSA adalah pengembang 1.000 rumah murah di kawasan Batakan, Balikpapan barat. Proyek ini dihentikan sementara oleh pengembang karena merasa dipersulit dalam hal perubahan site plan dan perizinan oleh Pemkot Balikpapan. Selain itu, pengembang belum juga mendapat kepastian mengenai Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
”Kami terus mencari solusi agar 1.000 rumah ini bisa terwujud. Kami menunggu kebijakan Kemenpera dan Pemkot Balikpapan. Kami juga terus mencari bank prorakyat yang mau memberi pinjaman dengan bunga rendah, sebab rumah ini nanti kan untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment