Liverpool (News Today) - Pelatih Liverpool Kenny Dalglish cukup kaget. Sejak klubnya menggelontorkan uang 58 juta poundsterling (Rp 821,6 miliar) untuk memboyong striker Luis Suarez dan Andy Carroll, ia ternyata baru bisa memainkan keduanya bersama sang inspirator dan kapten Steven Gerrard 69 menit.
Ada saja penghalang untuk menurunkan ketiganya dalam satu laga. Mulai dari kendala cedera, hukuman skors Suarez, hingga belum munculnya penampilan terbaik Carroll. Bisa dibilang, potensi amunisi Liverpool yang bisa dibesut dari gabungan daya juang, kecerdikan (untuk tidak menyebut "kelicikan"), dan kekuatan trio Gerrard-Suarez-Carroll masih terpendam.
Andai saja Dalglish mampu menemukan potensi yang terpendam dari kombinasi trio itu, bukan tidak mungkin Liverpool meraih hasil lebih dari pencapaian mereka saat ini.
Kesempatan emas untuk menerjunkan trio Gerrard-Suarez-Carroll datang awal pekan ini, Senin (6/2/2012), saat Liverpool menjamu Tottenham Hotspur di Anfield, mulai pukul 20.00 waktu setempat atau Selasa dini besok hari pukul 03.00 WIB. Ketiga pilar tersebut bisa tampil menjamu Tottenham.
Gerrard sengaja diistirahatkan saat Liverpool menekuk tuan rumah Wolverhampton Wanderers 3-0, pekan lalu. Suarez juga sudah dapat dimainkan lagi setelah menjalani skors delapan laga sebagai hukuman dalam kasus rasisme pada bek Manchester United Patrice Evra. Adapun Carroll, setelah tiga bulan melempem alias mandul mencetak gol, mulai menyumbang satu gol di kandang Wolves, Selasa lalu.
Dengan kondisi tersebut, Dalglish kini mengasah otak untuk menemukan ramuan terbaik dari kombinasi trio tersebut. "Saya tidak tahu ternyata Stevie, Luis, dan Andy sangat jarang tampil bersamaan, tetapi itu karena ketiganya cedera dalam waktu berlainan," ujar Dalglish. "Kami sebaiknya memadukan ketiganya secara bersamaan dalam latihan untuk melihat apakah mereka bisa turun bersama.
"Steven terkuras tenaganya menjelang laga melawan Wolves. Kami mungkin sedikit kurang fair saat memintanya untuk terus tampil menghadapi Manchester City (semifinal Piala Liga), Manchester United (putaran keempat Piala FA), dan Bolton (Liga Primer). Ia perlu istirahat, tetapi harus tampil lagi (melawan Tottenham)," papar Dalglish.
Meski gelar juara liga sudah jauh dari jangkauan Liverpool, pasukan Dalglish memiliki harapan untuk merebut dua trofi di ajang Piala Liga dan Piala FA, sambil terus mengerahkan kekuatan ekstra untuk menembus "Empat Besar" klasemen Liga Inggris agar bisa tampil ke habitat asal, yakni Liga Champions, musim depan. Saat ini, tim berjuluk "The Reds" itu berada di peringkat ketujuh klasemen sementara dengan nilai 38, terpaut lima poin di bawah Chelsea yang menduduki peringkat keempat. Untuk menembus "Empat Besar", mereka harus bersaing dengan Chelsea (43 poin), Newcastle United (42), dan Arsenal (40).
"Tentu saja, semuanya terlihat lebih baik. Andy saat ini tampak lebih kuat di menit-menit akhir laga. Dia masih berlari kencang di menit-menit akhir laga lawan Wolves." Dengan bisa tampilnya Suarez, kini tinggal bagaimana memadukan striker Uruguay itu dengan Carroll. Duet Suarez-Carroll sudah berjalan bareng setahun terakhir. Tetapi, performa keduanya masih jauh dari harapan mampu seperti kebersamaan duet Kevin Keegan dan John Toshack di era pelatih legendaris Bill Shankly. Keduanya pun belum banyak memberi dampak bagi Liverpool.
Terkait kebuntuan itu, Dalglish sebenarnya telah memiliki solusi. Suarez maupun Carroll disarankan beradaptasi seperti Dirk Kuyt, penyerang serbabisa yang bisa diplot sebagai striker, pemain sayap, atau gelandang serang. "Jika keduanya diminta tampil dalam posisi yang mungkin bukan posisi pilihannya, tetapi keduanya merasa nyaman, hal itu sudah membantu," ujar Dalglish.
Mengenai Suarez, Dalglish mengatakan, mantan striker Ajax Amsterdam itu ingin tampil lawan Tottenham. Tetapi, kemungkinan ia belum akan menurunkannya sebagai starter. Sebab, sudah satu bulan lebih Suarez tidak berlaga, tepatnya setelah Liverpool ditahan Blackburn Rovers 1-1 saat Boxing Day.
"Setelah absen lima atau enam pekan, seorang pemain tidak otomatis langsung tampil dalam tim. Hal itu tergantung pemain yang bersangkutan, tergantung kebutuhan; tidak hanya tergantung siapa saja pemain yang bisa tampil, tetapi juga siapa lawan kami," kata Dalglish.
Bukan sembarangan
Dalglish sadar, lawan mereka kali ini bukan tim sembarangan. Tottenham merupakan tim pertama yang menang di Anfield sejak Liverpool ditangani Dalglish. Itu terjadi musim lalu, Mei 2011, saat Liverpool dipukul Tottenham 0-2.
Musim ini, skuad asuhan Pelatih Harry Redknapp itu masih menjadi momok Liverpool. September lalu, di White Hart Lane, Tottenham melumat Liverpool --di mana Charlie Adam dan Martin Skrtel diusir keluar lapangan-- 4-0.
Dalglish juga tahu, Tottenham disebut-sebut salah satu kandidat juara. Kini, tinggal bagaimana Dalglish mampu mengeluarkan amunisi terpendam pada trio Gerrard-Suarez-Carroll. Andaikata ramuan trio Gerrard-Suarez-Carroll itu belum matang betul saat menjamu Tottenham, diharapkan paket ramuan tersebut sudah siap diledakkan dalam lawatan ke markas Manchester United di Old Trafford, Sabtu (11/2) mendatang. Kita tunggu saja.
Ada saja penghalang untuk menurunkan ketiganya dalam satu laga. Mulai dari kendala cedera, hukuman skors Suarez, hingga belum munculnya penampilan terbaik Carroll. Bisa dibilang, potensi amunisi Liverpool yang bisa dibesut dari gabungan daya juang, kecerdikan (untuk tidak menyebut "kelicikan"), dan kekuatan trio Gerrard-Suarez-Carroll masih terpendam.
Andai saja Dalglish mampu menemukan potensi yang terpendam dari kombinasi trio itu, bukan tidak mungkin Liverpool meraih hasil lebih dari pencapaian mereka saat ini.
Kesempatan emas untuk menerjunkan trio Gerrard-Suarez-Carroll datang awal pekan ini, Senin (6/2/2012), saat Liverpool menjamu Tottenham Hotspur di Anfield, mulai pukul 20.00 waktu setempat atau Selasa dini besok hari pukul 03.00 WIB. Ketiga pilar tersebut bisa tampil menjamu Tottenham.
Gerrard sengaja diistirahatkan saat Liverpool menekuk tuan rumah Wolverhampton Wanderers 3-0, pekan lalu. Suarez juga sudah dapat dimainkan lagi setelah menjalani skors delapan laga sebagai hukuman dalam kasus rasisme pada bek Manchester United Patrice Evra. Adapun Carroll, setelah tiga bulan melempem alias mandul mencetak gol, mulai menyumbang satu gol di kandang Wolves, Selasa lalu.
Dengan kondisi tersebut, Dalglish kini mengasah otak untuk menemukan ramuan terbaik dari kombinasi trio tersebut. "Saya tidak tahu ternyata Stevie, Luis, dan Andy sangat jarang tampil bersamaan, tetapi itu karena ketiganya cedera dalam waktu berlainan," ujar Dalglish. "Kami sebaiknya memadukan ketiganya secara bersamaan dalam latihan untuk melihat apakah mereka bisa turun bersama.
"Steven terkuras tenaganya menjelang laga melawan Wolves. Kami mungkin sedikit kurang fair saat memintanya untuk terus tampil menghadapi Manchester City (semifinal Piala Liga), Manchester United (putaran keempat Piala FA), dan Bolton (Liga Primer). Ia perlu istirahat, tetapi harus tampil lagi (melawan Tottenham)," papar Dalglish.
Meski gelar juara liga sudah jauh dari jangkauan Liverpool, pasukan Dalglish memiliki harapan untuk merebut dua trofi di ajang Piala Liga dan Piala FA, sambil terus mengerahkan kekuatan ekstra untuk menembus "Empat Besar" klasemen Liga Inggris agar bisa tampil ke habitat asal, yakni Liga Champions, musim depan. Saat ini, tim berjuluk "The Reds" itu berada di peringkat ketujuh klasemen sementara dengan nilai 38, terpaut lima poin di bawah Chelsea yang menduduki peringkat keempat. Untuk menembus "Empat Besar", mereka harus bersaing dengan Chelsea (43 poin), Newcastle United (42), dan Arsenal (40).
"Tentu saja, semuanya terlihat lebih baik. Andy saat ini tampak lebih kuat di menit-menit akhir laga. Dia masih berlari kencang di menit-menit akhir laga lawan Wolves." Dengan bisa tampilnya Suarez, kini tinggal bagaimana memadukan striker Uruguay itu dengan Carroll. Duet Suarez-Carroll sudah berjalan bareng setahun terakhir. Tetapi, performa keduanya masih jauh dari harapan mampu seperti kebersamaan duet Kevin Keegan dan John Toshack di era pelatih legendaris Bill Shankly. Keduanya pun belum banyak memberi dampak bagi Liverpool.
Terkait kebuntuan itu, Dalglish sebenarnya telah memiliki solusi. Suarez maupun Carroll disarankan beradaptasi seperti Dirk Kuyt, penyerang serbabisa yang bisa diplot sebagai striker, pemain sayap, atau gelandang serang. "Jika keduanya diminta tampil dalam posisi yang mungkin bukan posisi pilihannya, tetapi keduanya merasa nyaman, hal itu sudah membantu," ujar Dalglish.
Mengenai Suarez, Dalglish mengatakan, mantan striker Ajax Amsterdam itu ingin tampil lawan Tottenham. Tetapi, kemungkinan ia belum akan menurunkannya sebagai starter. Sebab, sudah satu bulan lebih Suarez tidak berlaga, tepatnya setelah Liverpool ditahan Blackburn Rovers 1-1 saat Boxing Day.
"Setelah absen lima atau enam pekan, seorang pemain tidak otomatis langsung tampil dalam tim. Hal itu tergantung pemain yang bersangkutan, tergantung kebutuhan; tidak hanya tergantung siapa saja pemain yang bisa tampil, tetapi juga siapa lawan kami," kata Dalglish.
Bukan sembarangan
Dalglish sadar, lawan mereka kali ini bukan tim sembarangan. Tottenham merupakan tim pertama yang menang di Anfield sejak Liverpool ditangani Dalglish. Itu terjadi musim lalu, Mei 2011, saat Liverpool dipukul Tottenham 0-2.
Musim ini, skuad asuhan Pelatih Harry Redknapp itu masih menjadi momok Liverpool. September lalu, di White Hart Lane, Tottenham melumat Liverpool --di mana Charlie Adam dan Martin Skrtel diusir keluar lapangan-- 4-0.
Dalglish juga tahu, Tottenham disebut-sebut salah satu kandidat juara. Kini, tinggal bagaimana Dalglish mampu mengeluarkan amunisi terpendam pada trio Gerrard-Suarez-Carroll. Andaikata ramuan trio Gerrard-Suarez-Carroll itu belum matang betul saat menjamu Tottenham, diharapkan paket ramuan tersebut sudah siap diledakkan dalam lawatan ke markas Manchester United di Old Trafford, Sabtu (11/2) mendatang. Kita tunggu saja.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment