Mamuju (News Today) - Demi menghidupi sang suami yang sudah lima tahun terbaring sakit dan anaknya yang menderita penyakit kulit bersisik, Kasmia (43), seorang ibu rumah tangga di Mamuju, Sulawesi Barat, berjuang seorang diri menyambung hidup keluarga.
Sejak Amri, suaminya, lumpuh karena penyakit yang belum diketahui penyebabnya, Kasmia rela menjadi pengumpul batu dan pasir di sungai. Batu dan pasir yang dikumpulkan kemudian dijual untuk membeli beras.
Impian menyekolahkan anak diurungkan karena ketiadaan biaya. Belum lagi Amanah (8), anaknya yang menderita penyakit hingga sekujur tubuhnya tampak bersisik bak ular, hingga kini tak kunjung sembuh. Upaya Kasmia membawanya ke rumah sakit pun tidak membuahkan hasil. Mereka ditolak rumah sakit karena alasan tak ada dokter yang mampu menangani penyakitnya.
Rumah milik Kasmia yang terletak di Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamunyu, Kabupaten Mamuju, sangat memprihatinkan. Gubuk berukuran 3 meter x 5 meter itu hanya berdinding pelepah nipa. Atapnya pun terbuat dari daun nipa, sementara Tiang rumahnya hanya ditopang tangkai kayu. Di gubuk inilah Kasmia bersama Amri, yang tergeletak sakit di tempat tidur, merajut harapan agar kelak nasib keluarganya bisa lebih baik.
Untuk dapat berjalan atau sekadar bepergian ke rumah tetangga, Amri harus dipapah Amanah dan tetangga yang bersimpati dengan keluarga kecil ini. Kasmia kini terpaksa membanting tulang menjadi pengumpul batu atau pasir di sungai. Penghasilan Rp 30.000 dari batu-batu yang ia kumpulkan selama empat hari tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Hanya ini yang bisa saya lakukan. Saya tidak punya pekerjaan lain. Suami dan anak saya sakit tahunan. Utang beras setiap hari bertambah, apalagi kalau batu yang saya kumpulkan tak laku," ujar Kasmia lirih saat ditemui belum lama ini.
Para tetangga memang prihatin melihat kondisi kehidupan keluarga Kasmia. Namun, mereka juga terbatas secara ekonomi sehingga tak bisa berbuat banyak untuk membantu Kasmia, Amri, dan Amanah. "Bayangkan, suami dan anak sakit tahunan, mana harus bekerja mencari batu dan pasir agar bisa beli beras," ujar Wilda, tetangga Kasmia.
Kini Kasmia hanya berharap ada keajaiban dari Tuhan yang bisa menyelamatkan keluarganya, suami dan anaknya yang kini menderita sakit.
Sejak Amri, suaminya, lumpuh karena penyakit yang belum diketahui penyebabnya, Kasmia rela menjadi pengumpul batu dan pasir di sungai. Batu dan pasir yang dikumpulkan kemudian dijual untuk membeli beras.
Impian menyekolahkan anak diurungkan karena ketiadaan biaya. Belum lagi Amanah (8), anaknya yang menderita penyakit hingga sekujur tubuhnya tampak bersisik bak ular, hingga kini tak kunjung sembuh. Upaya Kasmia membawanya ke rumah sakit pun tidak membuahkan hasil. Mereka ditolak rumah sakit karena alasan tak ada dokter yang mampu menangani penyakitnya.
Rumah milik Kasmia yang terletak di Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamunyu, Kabupaten Mamuju, sangat memprihatinkan. Gubuk berukuran 3 meter x 5 meter itu hanya berdinding pelepah nipa. Atapnya pun terbuat dari daun nipa, sementara Tiang rumahnya hanya ditopang tangkai kayu. Di gubuk inilah Kasmia bersama Amri, yang tergeletak sakit di tempat tidur, merajut harapan agar kelak nasib keluarganya bisa lebih baik.
Untuk dapat berjalan atau sekadar bepergian ke rumah tetangga, Amri harus dipapah Amanah dan tetangga yang bersimpati dengan keluarga kecil ini. Kasmia kini terpaksa membanting tulang menjadi pengumpul batu atau pasir di sungai. Penghasilan Rp 30.000 dari batu-batu yang ia kumpulkan selama empat hari tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Hanya ini yang bisa saya lakukan. Saya tidak punya pekerjaan lain. Suami dan anak saya sakit tahunan. Utang beras setiap hari bertambah, apalagi kalau batu yang saya kumpulkan tak laku," ujar Kasmia lirih saat ditemui belum lama ini.
Para tetangga memang prihatin melihat kondisi kehidupan keluarga Kasmia. Namun, mereka juga terbatas secara ekonomi sehingga tak bisa berbuat banyak untuk membantu Kasmia, Amri, dan Amanah. "Bayangkan, suami dan anak sakit tahunan, mana harus bekerja mencari batu dan pasir agar bisa beli beras," ujar Wilda, tetangga Kasmia.
Kini Kasmia hanya berharap ada keajaiban dari Tuhan yang bisa menyelamatkan keluarganya, suami dan anaknya yang kini menderita sakit.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment