(News Today) - Sampai kini banyak warga Filipina yang masih membersihkan kota sebagai dampak terjangan badai Nesat. Topan itu melanda ibu kota Manila dan Pulau Luzon.
Sebagaimana warta AP dan AFP pada Rabu (28/9/2011), sejauh ini Nesat mengakibatkan sedikitnya 18 orang tewas dan 35 orang hilang. Para petugas menyingkirkan pohon-pohon tumbang, reruntuhan, dan mobil rusak dari jalan.
Seorang pejabat pertahanan, Benito Ramos, mengatakan petugas juga memperbaiki dan membersihkan 61 jaringan jalan di Pulau Luzon yang rusak akibat longsor dan banjir.
Sambungan listrik dan transportasi di ibu kota Manila kini berjalan normal setelah sempat terganggu di tengah hujan lebat dan angin kencang dengan kecapatan 150 per jam.
Sekolah-sekolah dan kantor-kantor juga mulai buka lagi. Meski demikian, sejumlah kawasan ibu kota masih terendam air, antara lain, kawasan Taman Laut Manila dan Taft Avenue. Kedutaan Besar Amerika yang terkena banjir kemarin hari ini masih tutup.
Wali Kota Manila Alfredo Lim mengatakan, gelombang tinggi membobol tembok laut pengaman sehingga air meluap dari Manila Bay ke daerah-daerah di sekitarnya. ”Inilah pertama kalinya banjir seperti ini terjadi di sini,” katanya.
Topan lain
Badan cuaca Filipina mengatakan, negara itu terancam diterjang topan lain yang berembus dari Lautan Pasifik minggu ini. ”Kami harus menyelesaikan tugas-tugas darurat menangani dampak Nesat sebelum topan lain tiba,” imbuh Ramos.
Kondisi di Luzon belum senormal di Manila. Sekitar 1 juta warga masih belum mendapatkan aliran listrik. Banjir di Luzon bertambah buruk ketika pihak berwenang membuka empat waduk yang ketinggian airnya telah mencapai titik kritis.
Filipina selama ini memang sering diterjang topan. Meski demikian, Nesat diperkirakan merupakan topan terdahsyat tahun ini yang melanda negara itu. Topan Nesat datang persis hampir dua tahun sejak topan Ketsana yang menewaskan lebih dari 400 orang.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment