(News Today) - Fosil biasa ditemukan dalam rupa hitam putih. Namun kali ini, ilmuwan berhasil menemukan fosil kumbang prasejarah yang berwarna metalik cerah. Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Proceeding of the Royal Society B dan membuktikan bahwa dunia non burung pada masa dinosaurus merupakan dunia yang penuh warna warni.
"Hasil studi kami menunjukkan bahwa fosil kumbang ini berubah selama proses fosilisasi. Warna berubah menuju warna merah, tak total, tapi cukup untuk membuat warna biru menjadi tampak hijau dan warna kuning tampak oranye," kata Maria McNamara, pimpinan penelitian ini.
Warna fosil kumbang yang kuning, hijau, biru, merah dan metalik terkait dengan warna struktural, artinya warna dihasilkan oleh interferensi cahaya. Lapisan kutikula yang memiliki ketebalan sepersejuta meter menyebabkan beberapa spektruk warna diserap dan cahaya dibengkokkan sehingga terbentuk warna-warna tersebut.
Peneliti menduga ada dua sebab berubahnya warna fosil kumbang selama fosilisasi. Pertama karena berubahnya struktur dan berubahnya indeks bias. Karena berdasarkan penelitian struktur kutikula kumbang tidak berubah, maka ilmuwan menyimpulkan bahwa perubahan warna terjadi karena perubahan indeks bias kutikula.
"Penelitian ini memungkinkan kita untuk melihat warna sebenarnya, memungkinkan identifikasi struktur metalik berwarna pada beragam fosil serangga. Ini memberikan bukti penting dari evolusi struktural pada grup hewan ini," kata McNamara seperti dikutip Foxnews, Rabu (28/9/2011).
Andrew Parker, pakar studi warna pada masa prasejarah dari Oxford University mengatakan hasil studi ini bisa membuktikan bahwa interaksi yang melibatkan warna, seperti antara mangsa dan pemangsa serta antara individu yang berbeda jenis kelamin, tidak hanya terjadi saat ini tetapi juga di masa lampau. Masalahnya, sejak kapan hal itu dimulai.
"Jawabannya ada pada perkembangan mata pada predator yang bergerak cepat yang memberi pengaruh besar pada ekosistem. Ini terjadi 520 juta tahun yang lalu, di mana predator yang memiliki pemandu visual mungkin menjadi pemicu ledakan jaman Cambrian," kata Parker.
"Hasil studi kami menunjukkan bahwa fosil kumbang ini berubah selama proses fosilisasi. Warna berubah menuju warna merah, tak total, tapi cukup untuk membuat warna biru menjadi tampak hijau dan warna kuning tampak oranye," kata Maria McNamara, pimpinan penelitian ini.
Warna fosil kumbang yang kuning, hijau, biru, merah dan metalik terkait dengan warna struktural, artinya warna dihasilkan oleh interferensi cahaya. Lapisan kutikula yang memiliki ketebalan sepersejuta meter menyebabkan beberapa spektruk warna diserap dan cahaya dibengkokkan sehingga terbentuk warna-warna tersebut.
Peneliti menduga ada dua sebab berubahnya warna fosil kumbang selama fosilisasi. Pertama karena berubahnya struktur dan berubahnya indeks bias. Karena berdasarkan penelitian struktur kutikula kumbang tidak berubah, maka ilmuwan menyimpulkan bahwa perubahan warna terjadi karena perubahan indeks bias kutikula.
"Penelitian ini memungkinkan kita untuk melihat warna sebenarnya, memungkinkan identifikasi struktur metalik berwarna pada beragam fosil serangga. Ini memberikan bukti penting dari evolusi struktural pada grup hewan ini," kata McNamara seperti dikutip Foxnews, Rabu (28/9/2011).
Andrew Parker, pakar studi warna pada masa prasejarah dari Oxford University mengatakan hasil studi ini bisa membuktikan bahwa interaksi yang melibatkan warna, seperti antara mangsa dan pemangsa serta antara individu yang berbeda jenis kelamin, tidak hanya terjadi saat ini tetapi juga di masa lampau. Masalahnya, sejak kapan hal itu dimulai.
"Jawabannya ada pada perkembangan mata pada predator yang bergerak cepat yang memberi pengaruh besar pada ekosistem. Ini terjadi 520 juta tahun yang lalu, di mana predator yang memiliki pemandu visual mungkin menjadi pemicu ledakan jaman Cambrian," kata Parker.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment