Friday, September 23, 2011

Armada F-22 Segera Mengudara Lagi




Washington (News Today) - Kepala Staf Angkatan Udara AS Jenderal Norton Schwartz mengatakan, Senin (19/9/2011), armada pesawat F-22 Raptor milik AU AS akan diperbolehkan mengudara lagi dalam waktu dekat, setelah dilarang terbang selama empat bulan karena timbul masalah pada perangkat pemasok oksigennya.

"Kami sekarang punya pengetahuan cukup dari berbagai studi dan penyelidikan baru-baru ini untuk menyatakan bahwa menerbangkan lagi (armada F-22) adalah keputusan yang bijaksana dan pantas. Kami akan mengelola risiko dengan para awak udara kami, dan kami akan terus mempelajari oksigen sistem F-22 dan terus mengumpulkan data untuk meningkatkan kemampuannya," tutur Scwartz dalam sebuah pernyataan resmi.

Para komandan AU AS melarang armada F-22 terbang pada 3 Mei 2011, setelah terjadi 12 insiden terpisah terkait gejala hipoksia atau kekurangan oksigen yang dialami pilot dalam periode tiga tahun terakhir. Dalam salah satu kasus, sebuah F-22 dilaporkan menabrak pucuk pepohonan sebelum mendarat tanpa pilotnya menyadari maupun mengingat kejadian itu setelahnya.

Armada pesawat tempur tercanggih di dunia itu dikabarkan akan terus menjalani inspeksi ekstensif terhadap sistem penopang hidup pilotnya sebelum diizinkan mengudara kembali, yang kemudian dilanjutkan dengan inspeksi harian. Untuk sementara, pilot akan mengenakan perangkat pelindung tambahan dan menjalani tes fisiologi.

Dengan keputusan ini, pilot akan diizinkan terbang hingga ketinggian 50.000 kaki (15.200 meter). Sebelumnya, pada periode Januari hingga April tahun ini, pesawat-pesawat Raptor tidak diizinkan terbang di atas ketinggian 25.000 kaki karena khawatir akan keselamatan pilot.

AU AS saat ini mengoperasikan 160 pesawat F-22 dan berencana meningkatkan jumlahnya menjadi 187 unit. Pesawat, yang dirancang mampu mengelak deteksi radar dan dibuat untuk menjalankan misi perang udara dengan pesawat tempur musuh, ini, belum pernah diturunkan dalam perang yang sesungguhnya, baik di Irak maupun Afganistan.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook