Thursday, August 2, 2012

Isu SARA, Waspadai Munculnya Pihak Ketiga




Pengendara melintas di depan sebuah lukisan tembok kota (mural) yang mengingatkan untuk memilih pemimpin yang jujur di Jalan Sultan Agung Jakarta Selatan, Minggu (1/7/2012).

Jakarta, Indonesia (News Today) - Isu suku, agama, ras dan antargolongan jelang Pilkada DKI Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, isu SARA sangat sensitif, bahkan bisa berujung pada kerusuhan meski kemenangan pasti didapat salah satu pasangan calon.

Terkait gencarnya isu tersebut menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran dua, Ketua Koordinasi Nasional Gerakan Peduli Plurasilme Damien Dematra menegaskan, terbuka kemungkinan isu SARA menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini disebarkan oleh pihak ketiga, bukan dari kedua kubu calon gubernur DKI Jakarta. Sebab, isu SARA dapat bersifat kontraproduktif, belum tentu menguntungkan pihak yang menyebarkan isu tersebut.

"Bisa saja ada pihak ketiga yang sedang memancing di air keruh. Sebab, bagi kedua cagub, isu ini kontraproduktif. Dalam hal ini berlaku psikologi terbalik, semakin isu ini (SARA) dimainkan, korban bisa saja beruntung. Jadi, isu SARA sebenarnya kontraproduktif," terang Damien saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/7/2012).

Damien melanjutkan, maraknya oknum yang memainkan isu SARA menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran dua mengindikasikan lemahnya kreativitas dalam berpolitik. "Isu SARA memang komoditas yang murah, sensitif, dan mudah disebarkan dalam sebuah masyarakat plural seperti di Jakarta. Namun, kampanye hitam dengan menebarkan hal-hal yang berbau SARA menunjukan hilangnya kreativitas dalam berpolitik. Masih banyak cara untuk berkampenya, misalnya lewat pemaparan program, beradu visi, dan mengedepankan solusi. Bukan malah menyebarkan isu-isu SARA," ungkapnya.

Akan tetapi, Damien yakin isu SARA tidak akan berdampak signifikan. Pasalnya, warga Jakarta merupakan warga dengan tingkat rasionalitas yang tinggi. Damien memprediksi rakyat Jakarta sudah menentukan sikap mengenai siapa pasangan calon pilihan mereka dalam putaran kedua nanti. Ketetapan pilihan itu tidak akan dengan mudah dipengaruhi oleh sentimen-sentimen SARA.

Seperti diketahui sebelumnya, isu SARA bermunculan menghantam pasangan calon gubernur yang ikut bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. Bahkan, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta tidak tinggal diam dengan membentuk gerakan stop kampanye SARA.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook