Wednesday, July 25, 2012

Presiden Tak Peduli Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok?




Bambang Soesatyo

Jakarta, Indonesia (News Today) - Di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok dan konflik agraria di berbagai daerah yang sekarang ini marak terjadi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai justru memperlihatkan ketidakpeduliannya. Presiden dinilai lebih peduli mengelola politik kekuasaan, sebagaimana tecermin dari imbauannya kepada para menteri asal partai politik untuk mundur dari kabinet jika sibuk mengurusi partai politiknya.

Sinyalemen itu dilontarkan oleh anggota Komisi III DPR Bidang Hukum, Bambang Soesatyo, di Jakarta, Senin (23/7/2012). "Ini menunjukkan bahwa Presiden sudah terisolasi dari persoalan yang sedang dihadapi rakyatnya," kata Bambang.

Padahal, kata Bambang, saat Yudhoyono membuat pernyataan bernada imbauan itu, rakyat sedang menghadapi kenyataan atau masalah yang sama sekali tidak menyenangkan. "Utamanya adalah lonjakan harga kebutuhan pokok," ujarnya.

Sementara itu, di beberapa daerah, konflik berlatar belakang perebutan lahan terus berlanjut. Sepanjang periode Januari-Juni 2012, luas lahan yang diperebutkan mencapai 377.159 hektar dalam 101 kasus dan melibatkan sekitar 25.000 keluarga di seluruh Indonesia.

Menurut Bambang, dua isu itu dikedepankan media di Jakarta secara berkelanjutan. "Sayangnya, tetap saja lolos dari perhatian Presiden. Karena sibuk mengelola politik kekuasaan, dia pun terisolasi dari sejumlah persoalan yang sedang dihadapi rakyat," tuturnya.

"Terlihat bahwa Presiden dan para menterinya bukan hanya tidak sensitif, tetapi juga tidak antisipatif. Lonjakan harga kebutuhan pokok selalu terjadi menjelang puasa dan Lebaran. Idealnya, sebelum Juli tahun ini, Presiden sudah memerintahkan Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, hingga Kepala Badan Urusan Logistik untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan. Namun, tindakan atau langkah antisipatif tidak juga dilakukan sehingga lonjakan harga pun tak terelakan," papar Bambang.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook