Thursday, July 26, 2012

Matangkan Angkutan Mudik Lebaran




Ribuan pemudik bermotor memadati Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu (27/8/2011), saat menunggu giliran naik kapal feri yang akan membawa mereka menyeberang ke Bakaheuni. Kepadatan arus mudik di Pelabuhan Merak mencapai puncaknya yang ditandai mengalirnya kendaraan sejak dini hari dan membentuk antrean beberapa kilometer di jalan menuju ke pelabuhan.

Jakarta, Indonesia (News Today) - Belum ada upaya signifikan dari pemerintah untuk mengurangi angka kecelakaan pada masa Lebaran. Hal ini terlihat dari transportasi publik yang belum optimal, baik dari sisi pemasaran maupun daya angkut. Akibatnya, pemudik memilih membawa kendaraan pribadi.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Ellen Tangkudung, Senin (23/7/2012), mengatakan, antisipasi itu tidak terlihat, antara lain, ketika ada penurunan daya angkut kereta saat Lebaran. Tercatat sekitar 6.000 tempat duduk kereta berkurang di masa Lebaran ini.

”Kereta menjadi andalan masyarakat karena moda transportasi ini murah dan aman. Namun, ketika ada penurunan daya angkut, apakah pemerintah sudah mengantisipasi efeknya, seperti adanya keributan karena masyarakat tidak terangkut,” katanya.

Di sisi lain, dia berpendapat pengurangan daya angkut kereta ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang. Hal ini merupakan langkah positif yang diambil PT KAI selaku operator.

Ellen melihat ada angkutan umum lain yang masih kurang sosialisasi, yakni kapal. Padahal, kapal bisa mengangkut orang dan kendaraan sekaligus. ”Namun, berapa banyak orang yang tahu adanya kapal? Rute, tarif, dan tempat membeli tiket kapal ini tidak banyak diketahui masyarakat. Padahal, penyediaan kapal merupakan langkah positif,” tutur Ellen.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, daya angkut kereta seharusnya bisa dimaksimalkan dengan memperpanjang rangkaian kereta. ”Namun, langkah ini harus dipersiapkan dengan menambah panjang peron stasiun. Karena itu, rencana ini tidak bisa dijalankan tahun ini, tetapi harus segera dipersiapkan untuk angkutan Lebaran mendatang.”

Satu lokomotif sanggup menarik sampai 20 kereta dalam satu rangkaian. Saat ini, satu rangkaian paling banyak terdiri dari 12 kereta. Dalam satu rangkaian, kereta penumpang maksimal ada sembilan unit. Selebihnya adalah kereta aling-aling (kereta paling belakang yang tidak diisi penumpang), kereta makan, dan kereta pembangkit.

Tanpa persiapan matang, penurunan kapasitas angkut kereta 6.000 tempat duduk per hari akan membuat pemudik memilih membawa kendaraan pribadi, termasuk sepeda motor. Ini berpotensi menambah angka kecelakaan lalu lintas saat Lebaran.

Untuk tahun ini, Djoko mengusulkan agar pemerintah menyediakan bus-bus jarak jauh di stasiun guna menampung masyarakat yang tidak kebagian tiket kereta. ”Kalau letak stasiun terlalu jauh dari terminal, kemungkinan penumpang akan kesulitan mencari kendaraan umum pengganti,” katanya.

Persoalan angkutan Lebaran ini, menurut Djoko, bisa dipecahkan jika pemerintah menggelar rapat koordinasi dengan berbagai institusi terkait.

Mudik bareng

Kepolisian Daerah Metro Jaya memprediksi akan banyak mudik bareng menggunakan bus-bus besar yang dikoordinasi kelompok atau perusahaan tertentu.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pihaknya sudah menentukan enam lokasi keberangkatan di Jakarta. Penentuan lokasi ini untuk keperluan parkir bus dan berkumpulnya para pemudik bareng tersebut.

Keenam lokasi itu adalah Lapangan Timur Senayan, Jakarta Pusat; halaman parkir Direktorat Lalu Lintas Polda; TMII, Jakarta Timur; Yamaha Cakung, Jakarta Timur; AHM Sunter, Jakarta Utara; dan PRJ Kemayoran.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook