Thursday, March 22, 2012

Tumor Bersarang di Tulang Ekor Zulfana




Zulfana Askia, balita berusia empat bulan, terus digendong oleh ibunya dikarenakan benjolan besar dibagian tulang ekornya terus membesar.

Sinjai (News Today) - Zulfana Askia, bayi berusia empat bulan terus menangis kendati ibunya telah menggendongnya. Bukan tanpa sebab. Tumor sebesar kepalan tangan orang dewasa bersarang di bagian tulang ekor anak kedua dari pasangan Abdul Hakim (30) dan Sastri (23). Ditemui di rumahnya di Lingkungan Caile, Kelurahan Sangeaserri, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Senin (19/03/2012) sore, Zulfana terlihat terus meringis di dalam dekapan sang ibu.

Lagi-lagi karena keterbatasan dana, Sastri tidak dapat melanjutkan pengobatan anaknya itu. Bukan tanpa usaha pula. Hakim berjuang mencari kerja sebagai pekerja kebun di Kolaka, Sulawesi Tenggara untuk mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan anaknya.

Empat bulan lalu, Sastri melahirkan dibantu bidan desa. Sejak awal, Zulfana memang terlihat memiliki kelainan. Tumor tepat di tulang ekornya sudah nampak sebesar telur ayam ras. Di usia 12 hari, Sastri dan Hakim bersepakat membawa anaknya ke RSUD Sinjai yang jaraknya lebih 30 kilometer.

Di rumah sakit itu, Sastri dirujuk ke RSU Bhayangkara, Makassar. Namun kasus Zulfina ini menyangkut pembuluh darah, sehingga si bocah kembali dirujuk ke Rumah Sakit Umum Plamonia Makassar. Lagi-lagi Zulfina harus dirujuk ke RSU Lubuang Baji Makassar, karena rumah sakit sebelumnya tetap tidak mampu menanganinya. Terakhir, balita ini dirujuk ke RSUD Wahidin Sudiro Husodo.

Di RSUD Wahidin Sudiro Husodo itulah, kata Sastri, anaknya bisa ditangani. Namun karena tidak memiliki Jamkesda untuk warga miskin, Sastri bersama suaminya yang kala itu hanya membawa uang sebesar Rp 10 juta terpaksa pulang dengan tangan hampa. "Kata dokter, anaknya bisa diobati jika ada Jamkesdanya, tetapi kita tak punya. Kemudian kami bertanya, jika tidak pakai Jamkesda berapa biaya pengobatannya dan dokternya bilang untuk biaya operasi Rp 20 juta, belum biaya pengobatannya Rp 10 juta, ditambah biaya penginapan Rp 200 ribu per malamnya. Kala itu, kami hanya pegang uang Rp 10 juta," cerita Sastri sembari menangis mencium anak yang digendongnya.

Dirinya khawatir dengan kondisi anaknya, karena semakin hari benjolannya semakin besar dan mempengaruhi tulang lehernya yang juga sudah membengkak. Sementara Hakim, belum bisa pulang jika belum mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan tersebut. Kini tumor Zulfana semakin membesar, dan bahkan sesekali mengeluarkan cairan di sekitar benjolannya itu.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook