Monday, March 19, 2012

Nyompa, Pria Tunanetra Pengumpul Kayu Bakar




Nyompa, pria tuna netra asal Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan tengah membelah batang kayu untuk dijadikan kayu bakar.


Wajo (News Today) - Meski hidup dalam keterbatasan sebagai penyandang tunanetra, Nyompa Bin Pabitei, warga Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, harus bekerja sebagai pengumpul kayu bakar, demi menyambung hidup bersama seorang istri dan empat anaknya.

Saat Kompas.com mengunjungi gubuk kecilnya di Desa Tadangpalie, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Nyompa terlihat tengah menjalani rutinitasnya. Kayu-kayu dari hutan yang berhasil dikumpulkannya diolah di depan gubuknya itu. Dengan bermodalkan sebuah kapak, satu per satu kayu dibelah menjadi empat bagian, tergantung ukuran dari kayu yang didapatnya.

Kerap, Nyompa dibantu istri dan anak-anaknya. Profesi mengumpulkan kayu memberikan rezeki tersendiri bagi Nyompa meski dengan harga yang tergolong tak sebanding, hanya Rp 1.500 per ikat. Namun, kegiatan ini yang bisa dia lakukan untuk bertahan hidup.

Nyompa tak lupa bersyukur. Dalam kondisinya yang terbatas itu, ia masih mampu menyekolahkan keempat anaknya. Siapa menyangka, profesi pengumpul kayu pun kadang memaksanya untuk menyabung nyawa. Pasalnya, mengolah batang kayu menjadi kayu bakar bukanlah persoalan mudah. Terlebih lagi, hanya menggunakan sebuah kapak dengan kedua mata yang tak melihat.

Namun, hal itu toh tidak membuat Nyompa menjadi surut. Di matanya yang buta, Nyompa hanya berharap dapat menyaksikan anak-anaknya tumbuh dewasa dan menempuh pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi agar kelak mampu memperbaiki taraf ekonomi keluarganya. "Sepanjang saya masih sehat, saya akan terus bekerja karena saya sangat mau anak-anak saya bisa kuliah. Jadi kalau saya tidak bekerja, bagaimana anak-anak saya nanti bisa sekolah? Sekarang orang sekolah harus ada uang," ujar Nyompa sembari menyeka keringatnya yang menetes di lehernya.

Sebenarnya, Nyompa bukanlah penyandang tunanetra sejak lahir. Kedua matanya mengalami kebutaan sejak 17 tahun silam saat merantau ke Ternate. Awalnya mata kirinya mengalami infeksi, hingga menjalar ke mata kanan. "Awalnya mata kiri saya, Pak, yang sakit sekali, dan pindah ke yang kanan. Saya beberapa kali berobat, tapi mungkin salah obat toh, Pak. Mudah-mudahan ini semua ada hikmahnya," tutur Nyompa.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook