
Pengamat terorisme, Sidney Jones mengatakan, ada dugaan 10 orang hingga 15 orang, baik dari kelompok Jamaah Islamiah (JI), Komite Organisasi Muslim Penanggulangan Akibat Krisis (Kompak), maupun dari salah satu fraksi Negara Islam Indonesia (NII) yang masih di Mindanao.
"Yang paling penting untuk keamanan di Indonesia adalah siapa orang dari Indonesia dan Asia Tenggara yang masih berada di Mindanau. Pasti Umar Patek tahu," kata Sydney ketika dihubungi Kompas.com, Kamis ( 11/8/2011 ).
Sydney dimintai tanggapan tibanya Umar Patek pagi ini di Jakarta setelah diterbangkan dari Pakistan.
Sydney menilai, keterlibatan Patek dalam sejumlah aksi teror di Indonesia cukup kuat untuk diadili baik dengan KUHP maupun dengan UU Darurat 12 tahun 1951 . Menurut dia, keterlibatan Patek paling kuat dalam kasus Bom Bali I tahun 2002 .
Seperti diketahui, Patek tak dapat diadili dengan UU Nomor 15 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Teroris lantaran serangan terjadi sebelum UU itu disahkan.
Dikatakan Sydney, diadilinya Patek tak akan memicu perlawanan dari kelompok radikal di Indonesia seperti ketika Abu Bakar Ba'asyir, Amir Jamaah Anshorud Tahudi (JAT) diadili terkait keterlibatan pelatihan militer di Jalin Jantho, Aceh Besar.
"Enggak (akan ada perlawanan). Saya kira memang dia (Patek) punya teman-teman di sini tapi tidak sebanyak Abu Bakar Ba'asyir. Kalau ada kelompok pendukung, saya kira ada tapi tidak besar," pungkasnya.
Seperti diberitakan, Patek ditangkap di Abbotabad, Pakistan pada 25 Januari 2011 , empat bulan sebelum Osama Bin Laden tewas di kota yang sama dalam suatu serangan pasukan khusus AS. Patek dijemput dengan pesawat khusus yang dikirim pemerintah Indonesia.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment