
Namun, peraih medali emas Olimpaide Beijing 2008 ini sedikit merendahkan turnamen tertua di dunia tersebut. Menurutnya, All England bukanlah turnamen paling penting.
"Bagi kebanyakan orang, mungkin turnamen ini terasa penting. Tetapi bagi saya All-England bukan merupakan turnamen penting," ungkap pemain andalan China tersebut.
"Jadi saya melakukan persiapan secara normal saja," katanya.
Ia kemudian mengeluarkan komentar khusus tentang turnamen yang tahun ini menjadi satu dari lima kejuaraan Seri Primer (Premier Series)--kategori terbaru dan paling bergengsi dalam tur dunia BWF.
"Lampu penerangan buruk dan kali ini tidak ada alat pencatat angka (scoreboard)," kata Lin seperti dilaporkan penerjemah China.
"Saya kira All England harus lebih baik karena sekarang sudah menjadi event Premier," tambahnya.
Komentar Lin itu tidak semuanya akurat. Sebetulnya ada pencatat angka ukuran kecil di tiap lapangan tetapi dihadapkan ke arah penonton dan terdapat pencatat angka besar di ujung arena--kendati banyak yang mengatakan catatan poin itu sukar dibaca.
"Amat mengecewakan, karena seorang yang sudah memenangi All England empat kali dan secara konsisten mendukung All England, kini menyatakan turnamen ini tidak berarti banyak baginya," kata Adrian Christy, ketua eksekutif bulu tangkis Inggris, penyelenggara turnamen itu.
"Bila Anda melihat lapangan yang berkelas dunia serta para pemain yang hadir di sini, ini menunjukkan status All England yang sebenarnya.
"Para pemain terbaik dunia datang ke Birmingham untuk bertanding, penonton terus bertambah dan jaringan televisi dunia meliput. Inilah kenyataannya.
"Dalam dunia bulu tangkis, di luar Olimpiade dan kejuaraan dunia, maka ini merupakan turnamen yang banyak disaksikan orang dan yang harus dimenangi para atlet," tambahnya.
Lampu penerangan di tempat itu sama dengan yang digunakan pada pertandingan sebelumnya--dan Lin tidak mengalami kesukaran untuk menyaksikan pertandingan dan untuk bertanding. Ia bermain di tempat yang bagus, bersih, dan dapat memukul bola ke arah mana pun, kecuali bila ia sendiri mendapat kesukaran ketika menerima pukulan smes lawan.
Mungkin ia kecewa karena tidak dapat menyelesaikan dua turnamen akibat cedera, sehingga ia butuh waktu untuk menyesuaikan kembali kondisinya di lapangan.
Di babak kedua turnamen berhadiah 350.000 dollar AS ini, Lin Dan akan menghadapi tunggal putra Indonesia, Dionysius Hayom Rumbaka. Hayom menjadi satu-satunya tunggal putra yang tersisa, setelah beberapa seniornya tersingkir di babak pertama, termasuk Taufik Hidayat.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment