
"Soal koalisi ini disampaikan dua kali secara terbuka, yakni Selasa lalu dan tadi saat pembukaan rapat kabinet. Justru karena SBY yang menyampaikan jadi heboh. Ini SBY yang mulai, SBY juga yang mengakhiri," kata Manager Public Affairs Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (10/3/2011).
Pada pidatonya tadi, SBY menyampaikan dirinya belum pernah mengatakan adanya reshuffle. Namun menurut Burhanuddin, elite partai Demokrat dan elite partai yang lain juga tidak bisa disalahkan bila mereka menyimpulkan akan terjadi reshuffle, sebagai buntut evaluasi atas partai koalisi yang mbalelo.
"Pidato Selasa lalu kan disampaikan kalau melanggar kesepakatan maka akan diberi sanksi. Makanya muncul asumsi sanksi berupa pencopotan menteri. Ini juga tidak bisa disalahkan," imbuh pria berkacamata ini.
Dengan mengedepankan pikiran positif pada SBY, sepertinya SBY ingin memisahkan evaluasi koalisi yang berdampak politik reshuffle dengan reshuffle yang dibangun atas dasar kinerja. Apapun argumentasinya, reshuffle selalu saja punya implikasi politis.
"Reshuffle itu berdasar pada aspek kinerja dengan profesional assesment dari UKP4, public assesment dengan penilaian publik melalui media dan political assesment. Dari 3 faktor itu, politik yang dominan," lanjut Burhanuddin.
Pidato SBY pada Selasa lalu soal adanya sanksi bagi yang mbalelo, sambung Burhanuddin, merupakan wujud kecemasan. Namun kemudian SBY terlalu banyak kalkulasi dan pertimbangan sehingga terkesan lamban dalam menyelesaikan masalah.
"Banyaknya kalkulasi ini seperti mengkonfimasi imej lamban yang lebih dulu berkembang," tambahnya.
Sebelum memberikan pidato pengantar rapat kabinet di kantor presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/3/2011), SBY menegaskan dia tidak bisa dipaksa-paksa merombak kabinet. Reshuffle akan dilakukan bila sungguh-sungguh diperlukan.
SBY juga menyesalkan beredarnya isu nama menteri yang akan diganti maupun calon penggantinya. SBY menegaskan dirinya belum pernah mengatakan akan mereshuffle.
Source : detik
0 komentar:
Post a Comment