Thursday, March 24, 2011

Hanya 4 Paket Buku Berbahan Peledak




Anggota Gegana Brimob sedang menjinakan paket yang diduga berisikan bom di Gang Lontar, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2011). Paket berisi buku berjudul Di Bawah Bendera Revolusi yang diletakan di pelataran Warteg Manja dipastikan bukan bom.

Jakarta, Indonesia (News Today) - Aparat kepolisian memastikan hanya ada empat paket bom buku yang benar-benar memiliki rangkaian bahan peledak di wilayah hukum Polda Metro Jaya sejak Selasa (15/3/2011) lalu. Selain keempat paket itu, tidak ada lagi paket yang mempunyai rangkaian berbahaya dan tidak berkaitan dengan paket-paket lain yang dicurigai terdapat bom.

"Itu lainnya hanya terima bingkisan yang dicurigai," jelas Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar kepada para wartawan, Selasa (22/3/2011) di Jakarta.

Ia tidak menyertakan kasus meledaknya paket di Kota Wisata, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, karena tidak termasuk dalam wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas hingga kemarin, Senin (21/3/2011), sedikitnya 25 pengaduan masuk ke kepolisian di wilayah Jabodetabek. Dari jumlah itu, lima paket berisi bom. Empat paket bom ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional Komjen Gories Mere, Ketua Umum Partai Patriot Yapto Soerjosumarno, dan artis Ahmad Dani. Sementara satu paket bom tergeletak di pinggir jalan di kawasan Cibubur.

Baharudin menilai, peledakan terhadap setiap paket yang dicurigai sebagai bom merupakan bagian dari prosedur tim Gegana. Paket harus diledakkan apabila ditemukan unsur logam setelah melalui pemeriksaan metal detector dan x-ray. Tentunya, pemeriksaan paket semacam itu bisa terjadi karena ada permintaan bantuan dari warga kepada polisi, termasuk tim Gegana.

"Karena telah minta bantuan kepada Gegana, maka prosedur penanganan paket mencurigakan oleh Gegana harus demikian. Harus ada penguraian dan akan ada ledakan," katanya.

Ia mengakui, ketika peledakan terjadi, sebagian warga yang menonton menyangka ada bahan peledak. Selain itu, dibenarkan pula, media sering terlalu cepat menyimpulkan bahwa di suatu tempat bom sedang dijinakkan.

"Padahal, dicek tidak ada (bahan peledak di dalam paket itu)," kata Baharudin.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook