Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar mengambil sampel dari pedagang cilok di SD Saraswati, Denpasar, Kamis (17/03/2011). Sampel ini akan langsung diperiksa menggunakan rapid tes untuk mengetahui kandungan yang ada di dalamnya. Semarang, Indonesia (News Today) - Dalam sebulan terakhir Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Jawa Tengah kembali menggelar penelitian terhadap makanan ringan yang dijajakan di sekolah.
Meskipun hasilnya sudah mengalami penurunan, BPOM Jawa Tengah masih menemukan adanya kandungan zat berbahaya dalam makanan yang banyak dikonsumsi anak-anak itu. Rata-rata zat berbahaya itu mengandung pengawet mayat (formalin) dan pewarna kain (rodhamin b).
Kepala BPOM Jawa Tengah Supriyanto Utomo menjelaskan, sebenarnya pihaknya mengambil sample lebih dari 200 jenis makanan ringan yang biasa beredar di antara anak-anak.
Dari ratusan jenis tersebut, BPOM baru menyelesaikan penelitian terhadap sekitar 80-an jenis. Ternyata dari 80-an jenis ini, sudah ditemukan tiga jenis makanan kecil yang mengandung zat berbahaya. "Sampai saat ini kami masih melakukan pembinaan. Rata-rata mereka adalah pedagang kecil yang berjualan keliling di sekolah-sekolah. Jadi produk ini adalah produk rumahan yang diproduksi dalam jumlah kecil," kata Kepala Badan POM Jateng Supriyanto Utomo, Kamis (17/3/2011).
Supriyanto mengaku menghadapi dilema menghadapi persoalan tersebut. Sebab meskipun beredar dalam lingkup kecil dan volume produksi juga kecil, tetap makanan tersebut berbahaya.
Sejauh ini tidak ada sanksi bagi penjual jajanan karena kebanyakan mereka hanyalan penjual makanan keliling di sekolah. Makanan yang mengandung zat berbahaya ini masih didominasi jenis bakso, tempura, dan jenis gorengan lain.
Source : kompas







0 komentar:
Post a Comment