Solo, Indonesia (News Today) - Sungai Bengawan Solo meluap sehingga mengakibatkan sedikitnya 150 rumah di RT 01 RW 3 dan RT 03 RW 2, Kampung Putat, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, terendam air dengan kedalaman 1 meter sampai 1,5 meter.
Banjir yang melanda daerah ini akibat hujan yang terus-menerus mengguyur di bagian hulu sungai di daerah Wonogiri, Gunung Merapi. Air mulai masuk ke rumah, Selasa (4/1/2011) dini hari.
Warga yang kebanjiran itu mengungsi ke tanggul sungai tersebut, dengan mendirikan tenda-tenda. "Di sini tenda untuk mengungsi selalu siap karena banjir tidak hanya kali ini. Bulan November dan Desember 2010 juga banjir, tetapi tidak sebesar sekarang ini," kata Tukino (61), warga Kampung Putat.
Banjir kali ini, meskipun terbilang besar, tidak menelan korban jiwa karena hanya rumah-rumah penduduk yang terendam air. Rumah milik warga yang kebanjiran itu hampir semua berada di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo.
"Ya, rumah-rumah di luar bantaran jelas sekarang ini tidak kebanjiran karena pintu pembuangan air dari kota ke sungai sekarang sudah baik. Mungkin kalau pintu air itu masih rusak seperti dulu, air ini bisa masuk kota karena banjir kali ini tergolong besar," kata Tukino.
Warga yang kebanjiran ini sebenarnya seharusnya direlokasi ke daerah Mipitan, Mojosongo, Kota Surakarta. Hanya saja, pembangunan rumahnya belum selesai.
Untuk saat ini sudah ada 81 kepala keluarga yang menyatakan siap pindah ke rumah baru yang telah dipersiapkan itu. Namun, sampai sekarang belum ada perintah dari Pemerintah Kota Surakarta dengan alasan rumah yang dibangun itu belum ada listriknya.
Daerah bantaran Sungai Bengawan Solo nanti, setelah ditinggalkan warga, akan dijadikan taman dan hutan kota. Untuk pembangunan itu, sebagian sudah berlangsung seperti di daerah Pucangsawit.
Banjir yang melanda daerah ini akibat hujan yang terus-menerus mengguyur di bagian hulu sungai di daerah Wonogiri, Gunung Merapi. Air mulai masuk ke rumah, Selasa (4/1/2011) dini hari.
Warga yang kebanjiran itu mengungsi ke tanggul sungai tersebut, dengan mendirikan tenda-tenda. "Di sini tenda untuk mengungsi selalu siap karena banjir tidak hanya kali ini. Bulan November dan Desember 2010 juga banjir, tetapi tidak sebesar sekarang ini," kata Tukino (61), warga Kampung Putat.
Banjir kali ini, meskipun terbilang besar, tidak menelan korban jiwa karena hanya rumah-rumah penduduk yang terendam air. Rumah milik warga yang kebanjiran itu hampir semua berada di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo.
"Ya, rumah-rumah di luar bantaran jelas sekarang ini tidak kebanjiran karena pintu pembuangan air dari kota ke sungai sekarang sudah baik. Mungkin kalau pintu air itu masih rusak seperti dulu, air ini bisa masuk kota karena banjir kali ini tergolong besar," kata Tukino.
Warga yang kebanjiran ini sebenarnya seharusnya direlokasi ke daerah Mipitan, Mojosongo, Kota Surakarta. Hanya saja, pembangunan rumahnya belum selesai.
Untuk saat ini sudah ada 81 kepala keluarga yang menyatakan siap pindah ke rumah baru yang telah dipersiapkan itu. Namun, sampai sekarang belum ada perintah dari Pemerintah Kota Surakarta dengan alasan rumah yang dibangun itu belum ada listriknya.
Daerah bantaran Sungai Bengawan Solo nanti, setelah ditinggalkan warga, akan dijadikan taman dan hutan kota. Untuk pembangunan itu, sebagian sudah berlangsung seperti di daerah Pucangsawit.
Source : kompas
0 komentar:
Post a Comment