Tuesday, September 20, 2011

Kalau Siswa Brutal, Guru Perlu Dipertanyakan...




Jakarta, Indonesia (News Today) - "Kalau anak-anak sekolahnya brutal, maka guru-gurunya perlu dipertanyakan sebab guru bukan cuma mengajarkan pelajaran, tetapi juga perilaku,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto.

Dia menyampaikan hal itu menanggapi kasus pengeroyokan yang dilakukan puluhan siswa SMA Negeri 6 Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan, terhadap enam pekerja pers, Senin (19/9/2011) sekitar pukul 11.30.

Prijanto mengecam aksi tersebut. ”Kebrutalan itu tidak boleh dilakukan oleh siapa saja, apalagi dilakukan anak sekolah,” katanya.

Prijanto menilai, kasus ini menjadi tanggung jawab pengelola sekolah yang menjalankan fungsi pendidikan selain pengajaran. Dia mempertanyakan peran sekolah dalam mengantisipasi masalah kekerasan semacam ini

Mereka yang dikeroyok siswa SMA Negeri 6 itu adalah fotografer harian Media Indonesia, Panca Syaukani; fotografer harian Seputar Indonesia, Yudhistiro Pranoto; Aldi Gultom dari harian Rakyat Merdeka; Wahyu dari Radio Elshinta; dan Anton, stringer Metro TV.

Sebelumnya, Jumat (16/9/2011), saat meliput tawuran siswa SMA Negeri 6 dan siswa SMA Negeri 70 di kawasan Bulungan, wartawan Trans7, Oktaviardi, diserang saat mengambil gambar peristiwa itu. Kaset berisi rekaman tawuran dirampas siswa.

Kasus ini menyulut solidaritas kalangan pekerja pers. Hari Senin kemarin, mereka berunjuk rasa di SMA Negeri 6. Tak senang didemo pekerja pers, para siswa menyerang mereka. Para siswa melemparkan batu dan botol serta mengayunkan senjata tajam dan helm ke arah para pekerja pers.

Para pekerja pers lari berhamburan setelah ratusan siswa keluar dari pintu gerbang gedung SMA Negeri 6 dan mengejar.

Peristiwa itu diduga berawal saat sekelompok pekerja pers melihat beberapa siswa yang hari Jumat lalu memukuli Oktaviardi di Jalan Mahakam. Entah siapa yang mendahului perkelahian, terjadilah pertikaian dua kelompok. Kala itu jam siswa pulang sekolah. Siswa lain yang baru keluar dari pintu gerbang sekolah dan melihat perkelahian berdatangan ikut mengeroyok para pekerja pers.

Karena kewalahan melerai perkelahian ini, polisi melepas tembakan ke udara. Bunyi tembakan justru membuat siswa kian brutal, kaca-kaca mobil yang digunakan para pekerja pers pecah dilempari dengan batu dan diamuk para siswa.

Kepala Yudhistiro memar dihantam dengan batu bata. Ia dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan. Panca diinjak-injak, lampu flash kameranya hancur. Kaki kirinya bengkak.

Wajah dan lengan Banar Fil Ardhi, fotografer Kompas Images, terluka. Sementara fotografer tabloid Kontan, Fransiskus Simbolon, terjatuh saat dikejar. Beruntung dia lolos dari pengeroyokan.

”Saya sama Roderick (fotografer Kompas Images) mau kirim foto di depan SMA, lalu ada anak SMA nyolot, teman-teman media tidak terima. Para siswa lalu mengejar kami. Saya lari ke arah Terminal Blok M,” ucap Banar.

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Imam Sugianto kepada wartawan di lokasi menegaskan, polisi akan melakukan tindakan hukum.

”Kami sudah mengidentifikasi sejumlah siswa yang diduga terlibat dalam kasus ini. Kami akan tangani secara prosedural, proporsional. Siapa pun, saya ulangi, siapa pun yang salah, melanggar hukum, kami tindak,” kata Imam.

Di tempat lain, Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Agus Suradika menyampaikan maaf atas tindakan brutal yang dilakukan siswa SMA Negeri 6 terhadap wartawan. Menurut dia, peristiwa tersebut tidak hanya mencoreng nama SMA Negeri 6, tetapi juga dunia pendidikan.

”Saya menyampaikan maaf kepada para wartawan atas peristiwa ini. Kami berjanji akan menyelidiki kasus ini,” kata Agus.

Oktaviardi menceritakan, ia dikeroyok lebih dari 25 siswa saat meliput tawuran antara siswa SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 70.

”Saat itu sedang makan di Blok M, saya dan reporter saya, Heri, mendengar kabar bakal ada tawuran. Benar saja, tawuran itu terjadi. Sampai tawuran selesai, saya terus mengambil gambar anak-anak sekolah yang berada di dekat SMA 6. Begitu mereka melihat saya, sekitar 25 orang lebih mengeroyok saya,” ujarnya.

Source : kompas

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook